Seni terapan ( Aplied Art ) adalah seni yang menjadikan fungsi sebagai tujuan utama dimana kreativitas artistik hanyalah komponen yang melengkapinya .
Contah :
- Batik
- Ornamen pada rumah2 adat
- Gerabah atau keramik
- Senjata2 tradisional seperti : keris , rencong , mandau dsb
- Pakaian2 adat yang ada di nusantara : mulai dari Aceh sampai Papua.
Pewarna alami untuk 5 warna primer :
Bisa didapat dari daun2an, batu bata, arang, getah. Tentu saja ada sedikit proses pencampuran untuk mendapat warna yang di inginkan.
Bisa didapat dari daun2an, batu bata, arang, getah. Tentu saja ada sedikit proses pencampuran untuk mendapat warna yang di inginkan.
Seni rupa merupakan salah satu cabang
seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Setiap orang menghendaki memiliki
rumah, perabotan rumah, dan busana atau pakaian yang bagus yang
memerlukan unsur-unsur seni rupa. Dekorasi rumah baik interior maupun
eksteior tidak bisa lepas dari sentuhan seni rupa. Lukisan, relief,
patung dan seni terapan dapat digunakan untuk memperindah bangunan
rumah atau gedung baik interior maupun eksteriornya.
Seni
rupa telah berkembang sejak zaman lampau hingga masa kini yang
melahirkan beraneka ragam corak serta mempunyai bermacam fungsi.
A. Konsep Karya Seni Rupa Terapan
A. Konsep Karya Seni Rupa Terapan
Bentuk
kebudayaan yang paling sederhana muncul pada zaman batu. Hal tersebut
berkaitan dengan tingkat kecerdasan, perasaan dan pengetahuan yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi pada zaman itu.
Untuk menunjang kelangsungan hidup, mereka membuat alat-alat dari
bahan-bahan yang diperoleh di alam sekitar mereka. Sebagai contoh, kapak
genggam dan alat-alat perburuan dibuat dari tulang dan tanduk binatang.
Seni kriya sering disebut dengan istilah Handycraft yang berarti kerajinan tangan. Seni kriya termasuk seni rupa terapan (applied art)
yang selain mempunyai aspek-aspek keindahan juga menekankan aspek
kegunaan atau fungsi praktis. Artinya seni kriya adalah seni kerajinan
tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan
kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan
keindahan.
C. Unsur Karya Seni Kriya
Seni kriya mengutamakan terapan atau fungsi maka sebaiknya terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Utility atau aspek kegunaan
Ø Security yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu.
Ø Comfortable,
yaitu enaknya digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang
terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis
yang tinggi.
Ø Flexibility,
yaitu keluwesan penggunaan. Barang-barang seni kriya adalah barang
terap yaitu barang yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya.
Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan
penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
2. Estetika atau syarat keindahan
Sebuah
barang terapan betapapun enaknya dipakai jika tidak enak dipandang
maka pemakai barang itu tidak merasa puas. Keindahan dapat menambah
rasa senang, nyaman dan puas bagi pemakainya. Dorongan orang memakai,
memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu
diperindah dan berwujud estetik.
D. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Seni Kriya
1. Sebagai
benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan
fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
2. Sebagai
benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau
hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek
kegunaan atau segi fungsinya.
3. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan.
E. Jenis-jenis Seni Kriya di Nusantara
1. Seni kerajinan kulit,
adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah
dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu,
wayang dan lain-lain.
2. Seni kerajinan logam,
ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu,
emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan
sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Contohnya pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.
3. Seni ukir kayu,
yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau
dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah:
kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel,
relief dan lain-lain.
4. Seni kerajinan anyaman,
kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar,
daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya:
topi, tas, keranjang dan lain-lain.
5. Seni kerajinan batik,
yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis
(casting) atau teknik cetak (printing). Contohnya: baju, gaun dan
lain-lain.
6. Seni kerajinan keramik,
adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang
melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan
glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias
yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan lain-lain.
F. Teknik dan Bahan Karya Seni Kriya
Ada
beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikan dengan
bahan. Alat dan cara yang digunakan antara lain cor atau tuang,
mengukir, membatik, menganyam, menenun, dan membentuk.
1. Teknik cor (cetak tuang)
Ketika
kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal
teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari bahan
perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.
Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam:
· Teknik Tuang Berulang (Bivalve)
Teknik
bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan
dua keeping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali
sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya.
1· Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)
Teknik
a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan
hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini
diawali dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi
lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar untuk
mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu dapat
dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah
sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.
Disamping
teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari
perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat
dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko,
dan tempat lilin. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor
logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu antara lain
kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang
terdapat di Juwana dan Mojokerto.
2. Teknik Ukir
Alam
Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu
yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah
kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda
yang diukir.
Di
Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa
itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah
tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi
ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis,
swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain
sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat
dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain:
a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.
b. Fungsi
magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan
berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan
spiritual.
c. Fungsi
simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga
berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.
d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
3. Teknik membatik
Kerajinan
batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan tetapi kemunculannya
belum diketahui secara pasti. Batik merupakan karya seni rupa yang
umumnya berupa gambar pada kain. Proses pembuatannya adalah dengan
cara menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses dengan cara
tertentu atau melalui beberapa tahapan pewarnaan dan tahap nglorod yaitu penghilangan malam.
Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik pada umumnya sebagai berikut:
a. Kain
polos, sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar). Bahan kain
tersebut umumnya berupa kain mori, primissima, prima, blaco, dan baju
kaos.
b. Malam, sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang masuknya warna ke serat kain (benang).
c. Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu naptol dan garam diasol.
d. Canting dan kuas untuk menorehkan lilin pada kain.
e. Kuas untuk nemboki yaitu menutup malam pada permukaan kain yang lebar.
Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini dikenal beberapa teknik membatik antara lain sebagai berikut:
a. Batik
celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam sebagaia
bahan penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk menghalangi
masuknya warna ke dalam serat kain. Membatik dengan proses ini disebut
batik jumputan.
b. Batik
tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam dengan
menggunakan canting pada motif yang telah digambar pada kain.
c. Batik
cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel yang
umumnya terbuat dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif sehingga
kain tidak perlu digambar terlebih dahulu.
d. Batik
lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada teknik ini
seniman bebas menggunakan alat untuk mendapatkan efek-efek tertentu.
Seniman batik lukis yang terkenal di Indonesia antara lain Amri Yahya.
e. Batik
modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh
aturan teknik yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan
warna, oleh karena itu pada hasil akhirnya tidak ada motif, bentuk,
komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap produknya.
f. Batik
printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses pembuatan
batik ini tidak menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon
(screen printing). Jenis kain ini banyak dipakai untuk kain seragam sekolah.
Daerah penghasil batik di Jawa yang terkenal diantaranya Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Rembang dan Cirebon.
4. Teknik Anyam
Benda-benda
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi dan
lain-lain dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk
membuat benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang
diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan
lain-lain.
5. Teknik Tenun
Teknik
menenun pada dasarnya hamper sama dengan teknik menganyam,
perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman kita cukup
melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat
bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang
disebut lungsi dan pakan. Daerah penghasil tenun ikat antara lain
6. Teknik membentuk
Penegertian
teknik membentuk di sini yaitu membuat karya seni rupa dengan media
tanah liat yang lazim disebut gerabah, tembikar atau keramik. Keramik
merupakan karya dari tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran
sehingga menghasilkan barang yang baru dan jauh berbeda dari bahan
mentahnya.
Teknik yang umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik diantaranya:
a. Teknik coil (lilit pilin)
b. Teknik tatap batu/pijat jari
c. Teknik slab (lempengan)
Cara
pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat
jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas
untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu
simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar
keramik.
d. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll
e. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll
Disamping
cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat
membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan
pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai
motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Seni Rupa
dengan judul "SENI RUPA TERAPAN (APPLIED ART)". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://sen1budaya.blogspot.com/2013/08/seni-rupa-terapan-applied-art.html
0 komentar "SENI RUPA TERAPAN (APPLIED ART)", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment