Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik,
mengagumkan dan sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan
ragam kesenian Jawa berupa tari, drama dan musik dalam satu panggung dan
satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya
Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta.
Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini
serupa dengan yang terpahat pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak
diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat di candi Hindu tercantik
mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang
panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak,
penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau
Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta.
Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari
yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan diiringi musik
gamelan. Anda diajak untuk benar-benar larut dalam cerita dan mencermati
setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada
dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden
yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa
dengan suaranya yang khas.
Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara
untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya
dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan
adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan
itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap
sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama
dicarinya.
Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah
seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu
berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama
mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta
ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana
tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil
diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari
Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika
dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan
menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta
diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya
sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun
akhirnya menerimanya kembali sebagai istri.
Anda tak akan kecewa bila menikmati pertunjukan
sempurna ini sebab tak hanya tarian dan musik saja yang dipersiapkan.
Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya menjadi sinar
yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita.
Begitu pula riasan pada tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga
mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan sehingga penonton dapat
dengan mudah mengenali meski tak ada dialog.
Anda juga tak hanya bisa menjumpai tarian saja, tetapi
juga adegan menarik seperti permainan bola api dan kelincahan penari
berakrobat. Permainan bola api yang menawan bisa dijumpai ketik Hanoman
yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan
Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai ketika
Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika
Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.
Di Yogyakarta, terdapat dua tempat untuk menyaksikan
Sendratari Ramayana. Pertama, di Purawisata Yogyakarta yang terletak di
Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur Kraton Yogyakarta. Di tempat yang
telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2002
setelah mementaskan sendratari setiap hari tanpa pernah absen selama 25
tahun tersebut, anda akan mendapatkan paket makan malam sekaligus
melihat sendratari. Tempat menonton lainnya adalah di Candi Prambanan,
tempat cerita Ramayana yang asli terpahat di relief candinya.
Pagelaran Sendratari Ramayana Paling Sering di Dunia
Seperti apa hasilnya jika rangkaian kisah yang terpahat
di Candi Prambanan divisualisasikan dan dikemas menjadi pertunjukan
seni? Pagelaran Sendratari Ramayana yang menjadi jawabannya. Cerita yang
diambil dari epos karya Walmiki ini diangkat menjadi pertunjukan
menawan yang memadukan aneka ragam unsur kesenian mulai dari seni tari,
musik, drama, lagu, hingga pemilihan kostum, make up, tata
pangung dan tata cahaya yang megah sehingga menjadi pertunjukan seni
yang digemari oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Berbeda dengan pertunjukan Ramayana Ballet
di Candi Prambanan yang hanya dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis, dan
Sabtu, pertunjukan Sendratari Ramayana di Purawisata dilangsungkan
setiap hari tanpa henti, tanpa mempedulikan cuaca atau jumlah
pengunjungnya. Saat ini Pertunjukan Sendratari Ramayana Purawisata telah
memasuki tahun ke-36 sejak pertama kali digelar. Kesetiaan dan
konsistensi Sendratari Ramayana Purawisata dalam menggelar Sendratari
Ramayanan setiap hari telah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor
Indonesia (MURI).
Pertunjukan Sendratari Ramayana di
Purawisata terbagi dalam beberapa babak yang keseluruhan ceritanya
disajikan melalui gerak tubuh atau tarian, tanpa ada dialog dalam setiap
babaknya. Alunan gending jawa nan merdu mengalun lembut mengiri para
penari cantik yang menggerakkan badannya dengan lemah gemulai. Sesekali
terdengar sinden mendendangkan lagu dalam Bahasa Jawa. Saat adegan
dipanggung berganti dengan munculnya Rahwana atau Hanoman dan pasukan
kera, gending pun berubah menjadi rancak. Panggung semakin ramai saat
adegan perang dimulai, dan pertunjukan semakin memikat saat terjadi
adegan Anoman Obong. Usai menikmati pertunjukan, Anda bisa mengambil
gambar bersama pemain di atas panggung.
Selain menyajikan pagelaran Sendratari
Ramayana, di Purawisata juga terdapat Gazebo Garden Restaurant yang bisa
dijadikan lokasi dinner romantis atau tempat merayakan
kebersamaan dengan orang-orang tercinta. Biasanya wisatawan mancanegara
membeli tiket terusan untuk makan malam di Gazebo Garden Restaurant
sekaligus menyaksikan pertunjukan Sendratari Ramayana. Tak hanya itu,
Purawisata juga menyediakan paket pernikahan dengan konsep garden party yang mampu menampung 1500 tamu undangan.
Harga Tiket:
- Pertunjukan Sendratari Ramayana: Rp. 160.000 (pk 20.00 - 21.30 WIB)
- Pertunjukan Sendratari Ramayana + dinner di Gazebo Garden Restaurant: Rp. 270.000 (pk 19.00 - 21.30 WIB)
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Budaya
dengan judul "Sendratari Ramayana, Drama dalam Tarian Khas Jawa". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://sen1budaya.blogspot.com/2013/08/sendratari-ramayana-drama-dalam-tarian.html
0 komentar "Sendratari Ramayana, Drama dalam Tarian Khas Jawa", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment