Saturday, November 3, 2012

EKSPRESIONISME di Eropa / Jerman (Bagian 5)


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Konsep Seni Ekspresionisme
Pada dasarnya aliran ekspresionime adalah pernyataan dari bentuk ungkapan yang anti klasik dengan kaidah seni yang serba tenang dan halus. Juga tidak ada hubungannya dengan seni Timur yang serba misterius. Cita-cita ekspresionisme ialah pembebasan seniman dari kaidah seni akademik dan mengandalkan kepada dorongan yang bersumber dari dalam pribadi, suatu pemuasan diri (self-enjoyment). Aliran dan gaya ini telah dirintis sebelumnya oleh van Gogh.
Ada kecenderungan dari Ekspresionisme untuk pembebasan diri (individualisasi) dalam berekspresi. Pribadi sadar akan pengorbanan diri, introspeksi dan menjauhkan diri.
Para pelopor aliran ini kebanyakan dari Jerman, sebagai protes terhadap optimisme dan materialisme dari kaum Impresionisme. Yang paling terkenal kelompok Ekspresionisme di abad ke-20 adalah di sekolah Jerman yang dipelopori oleh Ernst Ludwig Kirchner, Erich Heckel, dan Karl Schmidt– Ruttluf
Pada tahun 1905 mereka membuat sebuah kelompok di Dresden yang disebut Die Brucke (The Bridge). Di tahun 1906 mereka bergabung dengan Emil Noldedan Mark Pechstein, tahun berikutnya (1910) bergabung bersama Otto Muller. Prinsip dari kelompok ini ini adalah menolak tradisi akademik, Realisme dan Impresionisme. Mereka mendapat inspirasi dari keadaan Jerman pada saat itu dan seni-seni zamman Renaissance, Art Nouveau, Seni Primitif dan PostImpresionisme Perancis (van Gogh, Cezanne, dan Gauguin). Nama mereka melambangkan Jembatan Kebersamaan yang menghubungkan mereka dengan masa yang akan datang. Kebanyakan dari mereka tidak terlatih di bidang seni tetapi warna-warnanya keras dan bentuk-bentuk distorsi dalam karya mereka berhasil mengekspresikan kekuatan perasaan dan imajinasi tentang kehidupan. Kekontrasan warnna hitam-putih dalam karya-karya cukilan kayu mereka, sebuah media yang dibangkitkan lagi dengan efektif. Di tahun 1912 mereka mengadakan pameran lukisan bersama sebuah kelompok di Munich yang disebut der Blaue Reiter (The Blue Rider).
Pelukis Jerman yang lain ialah Franz Marc, August Macky dan Heinrich Campendonk, pelukis Swiss Paul Klee dan pelukis Rusia Wassiliy Kandinsky. Die Brucke bubar dan menghentikan segala kegiatannya pada tahun 1913 dalam percekcokan dan pada masa perang dunia ke-1. Sebuah fase baru dari Ekspresionisme Jerman yang disebut Die Neue Sachlichkeit (the newobjectivity) tumbuh dari kekecewaan terhadap perang dunia ke-1, yang ditemukan oleh Otto Dix dan George Grosz. Ciri-ciri tema cenderung lebih memperlihatkan kondisi nyata masyarakat (sosial) yang berupa sindiran atau kritik. Gaya ekspresionisme pada saat itu telah menjadi sebuah gerakan internasional. Pengaruhnya terlihat pada karya-karya pelukis Austria, George Rouault, di Lituania lahir seniman Chaim Soutine, di Bulgaria lahir pelukis Jules Pascin dan di Amerika Mark Weber.
Para seniman Ekspresionisme Eropa banyak mempengaruhi perkembangan para seniman ekspresionisme Jerman. Mereka di antaranya Vincent van Gogh (1853-1890), James Sidney Ensor (1860-1949), Edvard Munch (1863-1944). Van Gogh adalah seorang ekspresionis sejati yang menerapkan pendekatannya dalam perjalanan sejarah seni rupa modern di Eropa secara konsekuen. Van Gogh lahir di pada tanggal 30 Maret 1853, putra salah seorang pastor Protestan Belanda. Pada masa kecil van Gogh dijuluki sebagai anak yang pemurung dan temperamennya selalu tampak gelisah. Pada usia 27 tahun ia menjadi seorang pekerja di sebuah galeri, pengajar kursus bahasa Perancis, dan seorang pengajar Injil sekaligus sebagai seorang buruh tambang di Wasmes Belgia. Pengalamannya menjadi seorang penginjil direfleksikan ke dalam lukisannya yang pertama : lukisan tentang seorang petani dan penggali kentang. Dalam karya pertamanya terlihat sangat kasar dan bersahaja, misalnya lukisan Potato Eaters 1885. Dalam karya-karya awalnya diwarnai dengan suasana gelap dan suram, kadang-kadang kasar mengungkapkan perasaannya tentang kemelaratan dan kemiskinan yang dilihatnya di pertambangan batu-bara di Belgia. Di tahun 1886 van Gogh pergi ke Paris dan tinggal bersama saudara lelakinya Theo van Gogh, di sebuah toko yang menjual benda-benda seni, dan dia menjadi lebih akrab dengan perkembangan seni baru pada saat itu. Dia juga terpengaruh oleh seni Impresionisme dan karya grafis Jepang Hiroshige dan Hokusai. Hal ini tampak pada eksperimen berkarya seni dua dimensi dengan menggunakan teknik tersebut. Pada penampilan warna-warna lukisannya, ia terlihat dipengaruhi kuat oleh Pissaro dan Seurat. Pada sekitar tahun 1888 van Gogh meninggalkan Paris ke sebelah selatan Perancis. Di sana ia melukis pemandangan ladang pohon cemara, petani dan karakteristik kehidupan desa tersebut. Selama hidup di Arsles ia mulai menggunakan sapuan-sapuan kasar seperti putaran angin dengan warna kuning hijau dan biru seperti terlihat dalam karya Bedroom at Arles (1888) dan Star Night (1889).
Van Gogh pada akhir hidupnya tidaklah menunjukkan kesenangan dan kegembiraan dalam menikmati jerih payah berkeseniannya, bahkan dia meninggal karena bunuh diri, pada bulan Juli 1890. Lebih dari 700 surat yang ditulis van Gogh dan dikirim kepada saudaranya Theo (diterbitkan tahun 1911, dan diterjemahkan tahun 1958). Isinya berisi riwayat hidup van Gogh yang luar biasa dan tidak biasa; tergambar dalam 750 lukisan dan 1600 gambar.
Di Perancis, seniman Chaim Soutine dan pelukis Jerman Oskar Kokoschka, Ernst Ludwig Kirchner dan Emil Nolde memberikan rasa hormatnya kepad van Gogh sebagai pelopor terkemuka ekspresionisme. Pada tahun 1973 dibukalah museum Rjksmuseum Vincent van Gogh, berisi koleksi 1000 lukisan, sketsa dan surat-surat van Gogh.
James Sidney Ensor seorang pelukis Belgia pertama yang meletakkan prinsip unik kemanusiaan yang aneh dalam gaya ekspresionisme dan surealisme. Ensor lahir di Oostende Belgia dan selama tiga tahun di Brussel Academy (1877-1880). Dia tinggal menetap di Oostende sampai akhir hayatnya. Karya-karya terakhirnya bertema pemandangan tradisional, alam benda, potret, dan gambar interior dalam kedalaman warna yang kaya dan menaklukan warna yang menyala seakan bergetar. Pertengahan tahun 1880 dia terpengaruh warna-warna cemerlang Impresionisme. Keanehan imajinasi dari seorang master –Flemis dalam Hieronymus Bosch dan Bruegel the Elder telah menempatkan diri sebagai orang Avant Garde dalam tema dan gaya. Dia mengambil prinsip subject-matter dari kerumunan orang-orang yang sedang berlibur di Oostende dengan ungkapannya yang spontan dan penuh dengan kebencian. Ia menggambarkan seseorang dengan badut atau rangka atau meletakkan wajah-wajah mereka dengan topeng-topeng karnaval. Hal tersebut merepresentasikan tentang manusia-manusia yang bodoh, sis-sia angkuh dan menjijikkan. Keadaan itu dilukiskan dalam sebuah kanvas yang sangat besar sekali: Christ
s Entry Brussels in 1889 (1888). Ensor dengan sengaja menggunakan warna-warna yang mengkilat dan kasar. Karya-karyanya mempunyai pengaruh penting pada lukisan abad ke-20. Subyek-subyek yang menyeramkan telah memberikan jalan bagi Dadaisme dan Surealisme. Tekniknya terutama dalam sapuan-sapuannya dan warna-warnanya mengarah secara langsung ke ekspresionisme. Dia meninggal di Oostende yang sekarang menjadi sebuah museum yang menyajikan hasil-hasil karyanya.
Edvard Munch adalah seniman Norwegia yang karya-karyanya mengungkapkan suasana murung penuh kesedihan dan penderitaan. Sikap-sikap tokoh yang dilukiskan nampak berkesan layu, mungkin juga penggambaran ini sebagai cermin dari pribadinya yang melankolis. Munch lahir di Loten Norwegia, 12 Desember 1863. Ia mulai melukis dari umur 17 tahun di Christania (sekarang Oslo). Dia pernah menerima penghargaan pada tahun 1885 saat dia sedang belajar singkat di Paris. Pertama kali dia mendapat pengaruh dari Impresionisme dan Post Impresionisme, kemudian memunculkan gaya pribadinya yang tumbuh dan berkembang menyangkut penderitaan dan kesakitan.
Untuk lebih jauhnya terlihat dalam lukisannya yang berjudul The Scream (1892), The Sick Child (1881-1886) yang semuanya memperlihatkan trauma masa kecilnya tentang kematian ibunya dan saudara perempuannya yang meninggal akibat penyakit TBC. Suasana murung meliputi seluruh lukisannya. Contohnya : The Bridge, melukiskan seorang lemah yang sedang menutupi wajahnya. Garis-garis tegas dan berat bergelombang dengan komposisi statis harmonis antara warna gelap dan terang tercapai melalui nada-nada kuat. Di samping melukis juga membuat cukilan kayu.
Tahun 1908 kegelisahannya menjadi parah , yang akhirnya harus dirawat di rumah sakit. Ia kembali ke Norwegia tahun 1909 dan meningal di Oslo tanggal 23 Januari 1944. Karya-karyanya menjadi pusat perhatian utama bagi para seniman Jerman dalam membentuk gerakan Ekspresionisme Jerman.
Dasar pemikiran dalam konsepsinya adalah bahwa dengan melalui berkarya, dia berusaha mencari arti hidup, dalam ketakutan, dan harapan manusia. Hal ini didasarkan atas sikap pribadinya yang melankolis (murung).

Seniman Ekspresionisme Jerman
Ernst Ludwig Kirchner (1880-1938), seorang pelukis Jerman yang merupakan salah seorang pelopor Ekspresionisme. Ia mendapat pengaruh kuat dalam hal warna dan distorsi bentuk dari gaya neoimpresionisme dan ekspresionisme Afrika, serta ukiran kayu pada kapal laut. Sebagai pendiri kelompok Die Brucke di Dresden 1905, ia mencoba menyaring bentuk-bentuk alam ke dalam bentuk-bentuk yang radikal dan sederhana tetapi brutal. Seperti pada lukisan Selfpotrait with Model (1907). Garis dan warna dalam lukisan itu tampak bertabrakan. Sebagai gambaran dari emosi yang meluap dan garang. Setelah pindah ke Berlin, ia banyak melukis dengan gaya - gaya yang lebih ekspresif khususnya tentang pemandangan dengan wanita. Misalnya Five Women in the Street (1913), dengan distorsi yang aneh memperolok-olokan kenyataan sosial di Berlin. Lukisannya di akhir tahun 1920 semakin bertambah abstrak. Nazi pada zaman itu menganggap lukisannya telah mengalami kemerosotan dan sekitar 600 lukisannya disita. Segera setelah itu ia memutuskan untuk bunuh diri.
Emil Nolde (1867-1956), adalah salah seorang seniman Ekspresionisme Jerman yang terkemuka. Nama aslinya Emil Hansen. Dia banyak terpengaruh oleh van Gogh, Edvard Munch dan James Ensor, yang mengajarkan tentang visi dan eksperimentasi warna yang membawanya ke jajaran depan. Dalam sebuah perjalanannya ke Papuanugini tahun 1913 dan 1914, dia dipengaruhi seni suku tersebut, terutama dalam aspek deformasi bentuk dan pola permukaan yang sangat kasar dan warna-warna yang sangat kontras. Dia juga tertarik pada konsep-konsep interior dan pemandangan alam dengan sosok manusia. Dalam lukisan pemandangannya yang berjudul March (1919), digambarkan sebuah suasana orang-orang yang tidak menyenangkan (atau berkesan menyedihkan). Demikian juga dalam lukisannya yang berjudul The Reveler (1919), lukisannya memperlihatkan wajah bertopeng kasar, yang merupakan dasar ungkapan emosi yang sederhana. Dalam karyanya Life of Maria Aegiftica (1912), dia berusaha mengungkapkan imajinasi kehidupan keagamaan tentang pemandangan perjanjian lama. Dia juga mencela kemerosotan seniman yang disebabkan Nazi yang melarang melukis (pada tahun 1941).
Franz Marc (1880-1916) adalah seorang anggota penting dari kelompok Der Blaue Reiter. Marc yang lahir di Munich, adalah seorang seniman yang banyak mengetahui tentang lukisan binatang-binatang --khususnya kuda dan rusa. Hal ini sebagai ungkapan rasa cintanya terhadap alam. Karyanya yang berjudul Blue Horse (1911) menggunakan jenis garis yang melengkung dengan warna-warna yang tidak realistis. Sesudah tahun 1913, dia mengubah gayanya menuju abstrak. Usianya berakhir dalam peristiwa perang dunia ke-1.
Wassily Kandinsky (1866-1944) adalah seorang seniman Rusia yang tinggal di Munich. Kandinsky mengeksplorasi dan mengeksploatasi kemungkinan penyederhanaan bentuk hingga membuat dia menjadi salah seorang inovator dari seni moderen. Sebagai seorang seniman yang sekaligus seorang ilmuwan, dia memainkan peran penting dallam perkembangan seni abstrak. Kandinsky yang dilahirkan di Moskow, 4 Desember 1866, belajar berkarya senirupa di Akademi Seni Murni Munich Jerman (dari tahun 1896-1900). Pada awalnya dia menolak gaya naturalisme, tetapi pada tahun 1909 setelah mengadakan perjalanan ke Paris, dia begitu tertarik pada karya seni Fauvisme dan Post Impresionisme. Ketertarikannya pada dua aliran tersebut akan tampak pada intensitas warna yang tinggi dan komposisinya menjadi disorganized (cenderung ada ketidakteraturan). Karya awalnya mengambil pola-pola datar, bidang warna yang luas. Sekkitar tahun 1913 dia mulai bekerja dengan pendekatan kebentukan yang cenderung abstrak. Dalam melukiskan obyek benar-benar megingkari referensi bentuk fisik alam. Terkadang inspirasinya datang dari judul lagu (dalam musik). Tahun 1911, ketika bersama Franz Marc dan rekan ekspresionis Jerman, Kandisnky membentuk Der Blaue Reiter. Dia menghasilkan karya abstrak dan figuratif. Tahun 1912 dia melahirkan teori yang berisi Concerning the Spiritual in Art, yang dicantumkan dalam makalahnya tentang seni abstrak yang nonrepresentasional. Isi dari teori tentang kesadaran spiritual dalam seni itu berbunyi :
―Suatu hasil seni terdiri dari unsur, unsur dalam dan unsur luar. Unsur dalam ini ialah emosi dallam jiwa seseorang seniman; dan emosi ini punya kemampuan untuk membangunkan emosi yang serupa dalam penonton …, unsur dalam ialah emosi yang harus ada dalam suatu hasil seni . Apabila tidak, maka hasil seni itu tentulah kepalsuan. Unsur dalam ini justru menentukan bentuk dan hasil seni tersebut .. Selanjutnya dia mengatakan bahwa bentuk dan warna adalah bahasa yang dapat mengekspresikan emosi, persis sepperti nada-nada musik yang dappat langsung menyentuh hati. Akhirnya Kandinsky menutup bukunya dengan suatu kesimpulan, bahwa ada tiga sumber inspirasi : 1)Impresi, ialah kesan langsung dari alam yang ada di luar seniman, 2)improvisasi, ialah ekspresi yang spontan dan yang tidak disadari dari sesuatu yang ada di dalam dan spiritual sifatnya, dan 3)komposisi ialah ekspresi dan perasaan di dalam yang terbentuk dengan lambat dan secara sadar, sekalipun tetap menggunakan perasaan yang tidak rasional.

Sesudah perang dunia ke-2, dalam lukisan abstraknya terlihat kemunculan be
ntuk-bentuk geometri yang bersifat formal, garis—garis tajam dan pola yang teratur. Misalnya lukisan yang diberinya judul Composition VIII No.260 (1920) merupakan komposisi unsur-unsur visual : garis, warna, dan bentuk yang tersusun membentuk pola geometris. Dalam karya yang lain, Square (1914) dia menyempurnakan gaya ini menjadi lebih elegan, dengan model yang kompleks, sehingga menghasilkan lukisan yang seimbang.
Dia adalah salah seorang yang banyak juga mempengaruhi seniman lain pada masa itu. Sebagai seniman yang menggali kemurnian abstrak dan bentuk-bentuk yang nonrepresentasional, Kandinsky telah menyadarkan dan memberi jalan kepada seniman ekspresionisme lainnya, dan mendominasi sekolah-sekolah seni . Dia wafat di Neully-sur-Seine, di luar kota Paris pada 13 Desember 1944.
Paul Klee (1879-1940), adalah seorang seniman lukis, cat air dan grafis yang merupakan salah seorang tokoh seni moderen. Dia dilahirkan di Munchenbuchsee, dekat Bern Swiss pada tanggal 18 desember 1879 dan di tahun 1898 pindah ke Munich. Di sana dia belajar seni di sekolah privat dan di Akademi Munich. Di awal karya studinya adalah berupa sebuah pemandangan dengan media pensil yang memperlihatkan adanya pengaruh dari Impresionisme. Hingga tahun 1912 dia juga banyak menghasilkan karya etsa hitam putih yang menekankan pada fantasi dan sindiran . Dalam perjalanannya ke Afrika Utara, Klee sangat terangsang untuk menggunakan warna-warna dan merupakan tanda permulaan gagasannya yeng penuh kematangan yang olehnya dinamakan Possesed by Color (dimiliki oleh warna). Lukisan dan cat airnya selama 20 tahun menunjukkan penguasaan yang lembut , warna-warna yang harmonis , yang biasa digunakan untuk menciptakan permukaan yang rata, komposisi semi abstrak atau bahkan kesan yang menyerupai mozaik, Pastoral (1927). Klee juga adalah seorang ahli gambar yang banyak sekali karya-karyanya menampakkan kesatuan dari garis gambar sebagai subyek matter yang menimbulkan mimpi atau gambaran mimpi. Di sini dia menerangkan tekniknya sebagai ‗taking a line for a walk
(menggunakan garis untuk berjalan). Twittering Machine (1922) adalah sebuah karya Klee yang memperlihatkan garis yang meliuk-liuk sebagai satu komposisi yang integral. Dalam lukisannya Death and Fire (1940) melukiskan perasaan hatinya yang berkesan murung dan banyak perenungan. Masa itu pula sebenarnya Klee sedang merasakan penderitaan penyakit kulit dan otot. Dia meninggal di Muralto Swiss, pada 29 Juni 1940. Karyanya mempengaruhi seluruh seniman surealis dan aliran nonobyektif abad ke-20 dan hal ini merupakan sumber yang baik untuk gaya ekspresionisme abstrak yang sedang bergerak.
George Grosz (1895-1959), adalah seorang pelukis dan ilustrator Jerman-Amerika yang dilahirkan di Berlin. Dia belajar seni di Royal Academy Dresden Jerman dan Academy Colarossi Paris, Perancis. Pada saat perang dunia ke-1, dia menjadi tentara , dan pengalamannya ini dituangkan ke dalam karya gambar sindiran yang ganas dan karikaturis. Koleksi dari gambar-gambar ini menceritakan tentang kondisi di Jerman pada akhir perang dunia ke-1 seperti terlihat dalam Ecce Homo (Behold the Man, 1923), Republican Autumatons (1920) yang menggambarkan seorang laki-laki moderen dengan sebuah mesin. Sejumlah pengalamannya sebagai seniman, dia mengeluarkan buku autobiografinya berjudul A Little Yes and a Big No (1946). Terakhir sebelum meninggal , dia memilih bekerja sebagai pengajar di National Institut of Arts and Letters (1954-1959).
Otto Dix (1891-1969), adalah seorang seniman grafis yang memimpin realisme sosial di Jerman sesudah perang dunia ke-1. Suasana menakutkan tergambar dalam sebuah seri dari 50 etsa berjudul War (1924). Sebagai pemimpin Neue Sachlichkeith (obyektivitas baru), dia sangat membenci sekali ketidakadilan sosial di Jerman yang terjadi setelah perang. Karyanya lebih berisi sindiran-sindiran yang diungkapkan melalui kontur yang kuat dan tegang , dengan warna yang kusam sebagai sebuah kreasi yang menentang gaya realisme.

0 komentar "EKSPRESIONISME di Eropa / Jerman (Bagian 5)", Baca atau Masukkan Komentar

Post a Comment