Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman
manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi
tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi
kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah,
unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan
perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh
rasa kepuasan dan kesenangan.
Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan desain.
Jenis-jenis seni rupa ini menunjukkan proses pembuatan dan bentuk karya yang
dihasilkan, serta nama pembuatnya, yaitu seniman, kriyawan, dan desainer. Seni
murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni
patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada keterampilan teknik
pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional dan nonfungsional.
Seni kriya menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu,
kriya logam, dan kriya tekstil. Desain menunjukkan proses pembuatan karya yang
maksud dan tujuannya telah ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan
rancangan gambar, benda, atau lingkungan yang didasarkan pada
persyaratan-persyaratan tertentu. Seniman atau kriawan dapat bekerja secara
mandiri, sedangkan desainerbekerja untuk keperluan klien.
Pembelajaran seni
rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat
visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk
memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa
sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.
Melalui pengalaman
berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan media, baik
media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni
rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk
mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa
belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa
kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya.
Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain
bersifat saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat
dilakukan dengan pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung,
seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi
kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain.
Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni,
berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti
mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons
estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah
pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi
seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa
dalam konteks berbagai kebudayaan.
Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Dasar dan
Menengah meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan
budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen,
maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi
juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di
mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni
rupa tersebut.
Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan
ungkapan (ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen
estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui
ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu,
apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan
bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni
rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.
Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk
gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau
gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan
dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat
sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk
lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan
terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan
imajinasi.
Mengolah media pada dasarnya adalah
menggunakan bahan dan alat untuk menyusun unsur-unsur visual seperti garis,
bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam mengolah media, siswa perlu
diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan, dengan memperhatikan
keterbatasan-keterbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk,
siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya
yang bersifat pribadi.
Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan
karya sendiri maupun karya teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di
sini merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis,
interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema,
dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah
keterampilan pengamatan visualnya.
Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan
latihan menggunakan bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan
memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan
sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan),
spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga
melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan melalui
simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.
Selain
berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya seni
rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan
pameran di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok
pameran adalah seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi pameran juga
mencakup kegiatan pengorganisasian pameran, meliputi perancangan, pelaksanaan,
dan evaluasi pameran.
DAFTAR PUTAKA:
Modul UT.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Seni Rupa
dengan judul "Pembelajaran Seni Rupa pada SD & SMP". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sen1budaya.blogspot.com/2012/08/pembelajaran-seni-rupa-pada-pendidikan.html
0 komentar "Pembelajaran Seni Rupa pada SD & SMP", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment