Punakawan
adalah karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Mereka melambangkan
orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-macam peran,
seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut
bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Dalam wayang Jawa karakter
punakawan terdiri atas Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk. Dalam
wayang Bali karakter punakawan terdiri atas Malen dan Merdah (abdi dari
Pandawa) dan Delem dan Sangut (abdi dari Kurawa)
SEMAR
Semar
merupakan pusat dari punakawan sendiri dan asal usul dari keseluruhan
punakawan itu sendiri. Semar disegani oleh kawan maupun lawan, karena
Semar adalah perwujudan Sang Hyang Ismaya yang menjadi manusia. Ismaya
adalah simbol dewa yang menjadi manusia karena keinginannya menguasai
dunia, berbeda dengan Manikmaya yang hanya patuh atau sebaliknya Sang
Hyang Antaga yang memiliki keinginan sama dengan Sang Hyang Ismaya.
Setelah
Sang Hyang Ismaya menjadi manusia yang buruk dan bertubuh gendut maka
berjalanlah ke bumi memenuhin tugasnya mengabdi pada satria yang
menegakkan keadilan dan memerangi angkara murka.
Filosofi
: Semar,dengan jari telunjuk seolah menuding,melambangkan
KARSA/keinginan yang kuat untuk menciptakan sesuatu. mata yang menyipit
juga melambangkan ketelitian dan keseriusan dalam menciptakan. Semar,
tidak laki-laki, tidak perempuan.Pantat besar seperti perempuan,
memakai anting, tapi dia juga seorang laki-laki. sehingga dia bisa
melahirkan anak-anaknya dari diri dia tunggal.
GARENG
Gareng
adalah anak Semar yang berarti pujaan atau didapatkan dengan memuja.
Nalagareng adalah seorang yang tak pandai bicara, apa yang dikatakannya
kadang- kadang serba salah. Tetapi ia sangat lucu dan menggelikan. Ia
pernah menjadi raja di Paranggumiwang dan bernama Pandubergola. Ia
diangkat sebagi raja atas nama Dewi Sumbadra. Ia sangat sakti dan hanya
bisa dikalahkan oleh Petruk.
Gareng konon berasal dari batang kayu kering, kemudian dijadikan Semar yang merasa kesepian di bumi menjadi anaknya.
Filosofi : anak
pertama Semar,dengan tangan yang cacat,kaki yang pincang,mata yg
juling,melambangkan CIPTA.bahwa menciptakan sesuatu, dan tidak sempurna,
kita tidak boleh menyerah.bagaimanapun kita sudah berusaha.apapun
hasilnya,pasrahkan padaNya.
PETRUK
Petruk adalah anak kedua Semar. Petruk berasal dari jin atau genderuwo yaitu mahluk halus yang nakal dan cerdas, serta bermuka
manis dengan senyuman yang menarik hati, panda berbicara, dan juga
sangat lucu. Ia suka menyindir ketidakbenaran dengan
lawakan-lawakannya. Petruk pernah menjadi raja di negeri Ngrancang
Kencana dan bernama Helgeduelbek. Dikisahkan ia melarikan ajimat
Kalimasada. Tak ada yang dapat mengalahkannya selain Gareng.
Petruk
memiliki peran yang cukup menonjol di samping cara berbicaranya
seperti satria,. Beda dengan Gareng atau Bagong yang disengaukan oleh
Sang Dalang, maka Petruk berbicara lantang dan terkadang kelewat
berani.Lakon yang digemari adalah Petruk jadi Ratu. Dalam lakon ini
Petruk mendapat kesempatan menemukan pusaka " Jamus Kalimasada " milik
Prabu Darmakusuma atau Puntadewa yang meninggalkan pemiliknya karena
sang pemilik meninggalkan amalan-amalan yang menjadi syaratnya. Amalan
pertama, sang pemilik harus memiliki iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kedua, percaya kepada Rasul-Nya, ketiga percaya pada malaikat-nya,
Empat Kitab-Nya, dan terakhir beriman pada Qadha dan Qadar.
Filosofi : anak
kedua Semar. Dari kegagalan menciptakan Gareng, lahirlah Petruk.
dengan tangan dan kaki yg panjang, tubuh tinggi langsing, hidung
mancung,wujud dari CIPTA, yang kemudian diberi RASA, sehingga terlihat
lebih indah dengan begitu banyak kelebihan.
BAGONG
Bagong
adalah punakawan Jawa. Dalam wayang Sunda dikenal nama Cepot. Bagong
adalah anak bungsu Semar atau punakawan ke 4. Dalam cerita pewayangan,
Bagong adalah tokoh yang diciptakan dari bayangan Semar. Bagong
bertumbuh tambun gemuk seperti halnya Semar. Namun seperti anak-anak
semar yang lain, Bagong juga suka bercanda bahkan saat menghadapi
persoalan yang teramat serius. serta memiliki sifat lancang dan suka berlagak bodoh. Ia juga sangat lucu.
Filosofi
: anak ketiga Semar. Wujud dari KARYA. dialah yg dianggap sebagai
manusia yang sesungguhnya. walau petruk lengkap dengan keindahan dan
kesempurnaan, tapi bagong lah yang dianggap sebagai manusia utuh.
karena dia memiliki kekurangan. Jadi manusia yang sejati adalah manusia
yang memiliki kelebihan dan kekurangan. jadi jangan takut atau malu
karena kekurangan kita. karena kekurangan itulah yang menjadikan kita
manusia seutuhnya.yang perlu kita pikirkan sekarang adalah, bagaimana
meminimalkan kekurangan kita, dan memaksimalkan kelebihan kita. karena
bagaimanapun kekurangan dan kelebihan itu tidak bisa kita buang atau
kita hilangkan.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Seni Rupa
dengan judul "Punakawan dan Filosofisnya". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://sen1budaya.blogspot.com/2012/09/punakawan-dan-filosofisnya.html
0 komentar "Punakawan dan Filosofisnya", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment