Sejarah kehidupan manusia menunjukkan bahwa perkembangan seni sejalan dengan perkembangan penalaran pandangan hidup manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya warisan budaya yang turun temurun, diantaranya adalah seni ornamen atau seni hias yang mampu hidup dan berkembang ditengah masyarakat dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Seni ornamen merupakan suatu ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual sebagai pelengkap rasa estetika dan pengungkapan simbol-simbol tertentu. Ornamen tradisional merupakan seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut aturan-aturan, norma-norma serta pola-pola yang telah digariskan terlebih dahulu dan telah menjadi suatu kesepakatan bersama yang akirnya diwariskan secara turun temurun. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka setiap karya seni yang telah mengalami masa perkembangan dan diakui serta diikuti nilainya oleh masyarakat merupakan suatu tradisi, adat kebiasaaan dan pola aturan yang harus ditaati, baik teknik maupun pengungkapannya.
Perjalanan sejarah
ornamen tradisional sudah cukup lama berkembang, berbagai macam pengaruh lingkungan
dan budaya lain justru semakin menambah perbendaharaan seni rupa, khusunya seni
ornamen atau seni hias. sehingga akhirnya munculah berbagai ornamen yang
bersifat etnis dan memiliki ciri khas tersendiri. Ornamen Tradisional yang
masih hidup dimasyarakat, memiliki ciri khas tertentu, antara lain :
- Seragam
- Kolektif (sekumpulan motif dari beberapa daerah yang membentuk menjadi satu kesatuan utuh sebagai motif daerah tertentu)
- Komunal (motif yang dimiliki oleh daerah tertentu)
- Koperatif (kemiripan motif yang dipakai oleh masyarakat dalam daearah tertentu)
- Konservatif
- Intuitif
- Ekologis
- Sederhana
Ciri khas tersebut
dapat dilihat dari penggunaan istilah motif geometris dan organis yang
diterapkan pada suatu bidang benda., baik dua dimensi maupun tiga dimensi.
Motif-motif tersebut memiliki fungsi sebagai elemen dekorasi dan sebagai smbol-simbol
tertentu. Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring
dengan tingkat perkembangan pola pikir manusia tentang seni dan budaya. Dalam
hal demikian terjadilah suatu proses seleksi budaya yang dipengaruhi oleh peraturan
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Ornamen yang diminati akhirnya
tetap dilestarikan secara turun-temurun dan mejadi ornamen tradisional, yaitu
seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut
peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan menjadi
kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun.
Bentuk
seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan tingkat
perkembangan pola pikir manusia mengenai seni dan budaya. Dalam hal demikian
terjadilah suatu proses seleksi budaya yang dipengaruhi oleh peraturan dan
norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Konsekuensinya ialah adanya bentuk
ornamen yang tetap diakui dan diminati oleh masyarakat serta adanya bentuk ornamen
yang tidak diminati oleh masyarakat. Ornamen yang diminati akhirnya tetap
dilestarikan secara turun-temurun dan menjadi ornamen tradisional, yaitu seni
hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut peraturan,
norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan menjadi kesepakatan
bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun. Motif Geometris, merupakan
jenis bentuk yang dipakai sebagai titik tolak/gagasan awal dalam pembuatan
ornamen, yang berfungsi untuk menunjukan perhatian, mengenali, dan memberikan
kesan perasaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Charis Jaelani, Moh, Teknik Seni Mengukir Kayu, Yogyakarta: Absolut, 2007.
Hamidin, Aep S, Batik Warisan Budaya Asli Indonesia, Jakarta: Buku Kita, 2010.
Kismartanto, Edij, Membuat Ukiran dari Bahan Gabus, Jakarta: CV Pamularsih, 2007.
Rais, Saiman dan Suhirman, Penuntun Belajar Mengukir Kayu Bagi Pemula, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000.
Soepratno, Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa Jilid 1, Semarang: Effhar dan Dahara Prize, 2007.
Sunaryo, Ornamen Nusantara, Semarang: Dahara Prize, 2009.
Susanto, Mike, Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit Bukubaik, 2003.
Syafii dan Rohendi Rohidi, Tjetjep, Ornamen Ukir, Semarang: IKIP Semarang press, 1987.
Hamidin, Aep S, Batik Warisan Budaya Asli Indonesia, Jakarta: Buku Kita, 2010.
Kismartanto, Edij, Membuat Ukiran dari Bahan Gabus, Jakarta: CV Pamularsih, 2007.
Rais, Saiman dan Suhirman, Penuntun Belajar Mengukir Kayu Bagi Pemula, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000.
Soepratno, Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa Jilid 1, Semarang: Effhar dan Dahara Prize, 2007.
Sunaryo, Ornamen Nusantara, Semarang: Dahara Prize, 2009.
Susanto, Mike, Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit Bukubaik, 2003.
Syafii dan Rohendi Rohidi, Tjetjep, Ornamen Ukir, Semarang: IKIP Semarang press, 1987.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Seni Rupa
dengan judul " Perkembangan Ornamen dari Masa ke Masa". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://sen1budaya.blogspot.com/2012/09/perkembangan-ornamen-dari-masa-ke-masa.html
0 komentar " Perkembangan Ornamen dari Masa ke Masa", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment