Kriya
dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik
dan karakteristik yang didalamnya mengandung muatan nilai estetik,
simbolik filosofis dan fungsional serta ngrawit dalam pembuatannya.
Adapun
kriya dalam masa kini merupakan hasil kreasi generasi yang mengambil
manfaat dari kriya masa lampau yang “dimodifikasi” dalam berbagai
variasi dengan didasari oleh pikiran-pikiran yang tumbuh sebegai gagasan
personal yang diekspresikan dalam wujud karya seni personal maupun
gagasan yang sifatnya kolektif untuk kepentingan ekonomi komersial.
Kriya Keramik
Kata keramik berasal dari bahsa Yunani “Keramos” yang berarti : Periuk atau Belangga
yang dibuat dari tanah. Sedang yang dimaksud dengan barang atau bahan
keramik ialah: semua barang atau bahan yang dibuat dari bahan-bahan
tanah atau batuan silikat yang proses pembuatannya melalui pembakaran
pada suhu tinggi.
Tanah
liat sebagai bahan pokok untuk untuk pembuatan keramik, merupakan salah
satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena
bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasil jadinya yang sangat
luas. Juga sifat tanah liat yang sangat menguntungkan adalah mudah
dibentuk bila tanah liat ini telah dicampur dengan air dalam
perbandingan tertentu. Jika campurannya pas, tidak lebih ataupun kurang,
maka sifat tanah itu akan plastis.
PROSES PEMBUATAN KRIYA KERAMIK
Sebelum
kita membahas bagaimana proses pembuatan karya kriya dengan berbagai
tehnik, lebih baik kita bahas dulu tentang tanah liat.
Tanah liat yang kita gunakan bisa dari tanah liat kering ataupun yang basah.
Tanah Liat Kering
Tanah
liat yang sudah basah atau sudah tinggal pakai kita taruh di meja gips.
Dan kita uli tanah tersebut hingga air yang berlebih terserap meja dan
gelembung udara yang ada dalam tanah bisa terbuang.
Tanah liat yang kering kita hancurkan hingga menjadi halus atau bisa juga hingga menjadi debu. Lalu
kita ayak dan kita campur dengan air secukupnya. Kita aduk hingga
merata dan tanah liat itu kita diamkan selama minimal satu malam.
Selain diuli tanah juga harus dipukul-pukul dan dibanting agar udara yang terkandung dalam tanah benar-benar hilang.
Cara lain juga tanah bisa di potong-potong dengan senar kemudian diuli kembali.
Ini dimaksudkan agar tanah liat memiliki sifat plastisitas, homogen, bebas dari gelembung udara, dan memiliki kemampuan bentuk.
Plastisitas.
Plastisitas
tanah merupakan syarat utama agar tanah bisa dibentuk sesuai dengan
keinginan kita. Dan fungsi plastisitas sendiri adalah sebagai pengikat
dalam proses pembentukan sehingga karya kita nantinya tidak mudah retak,
berubah atau runtuh.
Homogen.
Campuran masa tanah harus homogen, maksudnya plastisitasnya merata dan tidak ada yang keras atau lembek.
Bebas dari gelembung udara.
Tanah
harus bebas dari gelembung udara, karena jika masih ada gelembung udara
dalam tanah liat bisa menyulitkan kita dalam proses pembentukan. Juga
menimbulkan masalah ketika proses pengeringan atau pembarakan. Karena
karya kita bisa retak atau pecah.
Memiliki kemampuan bentuk.
Tanah
harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagai penyangga
sehingga tidak mengalami perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan
atau setelah pembentukan selesai.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Seni Rupa
dengan judul "Kriya Keramik, Tanah Liat ". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sen1budaya.blogspot.com/2013/07/kriya-keramik-tanah-liat.html
Obat Tradisional Jelly Gamat mengucapkan terimakasih informasinya sangat bermanfaat
ReplyDelete