KESEMPURNAAN WARNA ILLAHI PART 4
BAB 4
BAHASA WARNA
Sebagaimana pentingnya warna bagi manusia untuk memahami lingkungannya, warna sangat penting pula bagi makhluk hidup lain demi mempertahankan hidupnya.
Makhluk hidup mempunyai “bahasa warna“ yang bekerja berdasarkan cahaya dan sistem pengindra yang mereka miliki. Warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula bagi setiap makhluk hi-dup. Agar dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mengeta-hui bahasa warna yang berlaku di dalam habitatnya, karena fungsi-fungsi vital hanya dapat dikontrol dengan memahami bahasa ini.
Jadi, bagaimana makhluk hidup menggunakan bahasa warna ini?
Pertama, sebagian besar makhluk hidup memerlukan bantuan warna agar dapat menemukan makanan. Kedua, warna pada formasi seperti kulit, sisik atau bulu, berperan penting demi kelangsungan hidup karena karakteristik mereka dalam menyerap atau menyebarkan panas. Selain itu, makhluk hidup menggunakan warna mereka untuk melindungi diri dari musuh. Berkat warna yang berpadu selaras dengan habitat mereka, mereka dapat berkamuflase dan bersembunyi dari musuh. Terkadang, warna dan pola tertentu digunakan untuk menakut-nakuti musuh mereka. Warna juga membantu binatang untuk mengenali pasangan dan anak-anak mereka. Seekor burung betina, misalnya, dapat mengetahui apakah anak-anaknya perlu makan atau tidak dari warna mulut mereka yang menganga. Demikian pula, anak burung dapat mengenali ibunya dengan cara yang sama dan mengetahui bahwa makanan telah tersedia.16 Sebagai-mana yang terlihat dalam contoh-contoh di alam tersebut, makhluk hidup perlu mema-hami arti warna agar dapat mempertahan-kan hidupnya. Untuk menguasai pengetahuan ini dengan tepat, mereka memerlukan sis-tem pengindra yang cocok.
Jika saja mereka tidak memiliki sistem ini, mereka tidak akan dapat mengenali lingkungan dengan baik atau menjalankan kegiatan vital me-reka. Mereka tidak akan dapat mengenali makanan mereka atau mem-bedakan musuh mereka. Oleh karena itu, dalam kasus yang terakhir disebutkan, mereka akan tampak mencolok di lingkungannya dan menjadi mangsa empuk untuk dibunuh.
Tentu saja, tidak seorang pun dapat menyatakan bahwa sistem secanggih itu muncul secara kebetulan. Setiap sistem, setiap keselarasan, setiap desain, setiap program, setiap rencana, setiap keseimbangan pas-tilah diciptakan oleh seorang perancang. Tentu saja ada suatu kehendak dan kekuasaan lebih tinggi yang telah dengan sempurna menempatkan keserasian antara makhluk-makhluk hidup ini dengan lingkungan tem-pat hidup mereka. Pemilik kekuasaan ini meliputi baik lingkungan maupun makhluk hidup itu sendiri, serta sistem-sistem yang digu-nakannya dengan pengetahuan lebih tinggi. Pemilik kekuasaan ini ada-lah Allah, Tuhan semesta alam.
Jika kita mengamati makhluk hidup, kita lihat betapa terampilnya mereka menggunakan bahasa warna. Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa warna, yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup.
Kamuflase
Kamuflase adalah salah satu taktik pertahanan paling efektif yang digunakan oleh binatang. Binatang yang menyamarkan diri berada da-lam perlindungan yang dibangun oleh struktur tubuhnya, yang dicipta-kan sangat selaras dengan habitatnya. Tubuh binatang-binatang ini begitu selaras dengan lingkungan mereka sehingga ketika melihat gam-bar mereka, hampir tidak mungkin Anda dapat menyatakan apakah mereka itu tanaman atau binatang, atau membedakan antara binatang dan tanaman dalam sebuah lingkungan yang sama.
Makhluk-makhluk hidup yang menyesuaikan warna tubuh dengan lingkungan tempat tinggal mereka selalu menarik perhatian para ilmu-wan. Penelitian difokuskan untuk mencari jawaban tentang bagaimana makhluk hidup dapat terlihat tepat sama seperti makhluk lain dengan struktur yang benar-benar berbeda.
Katakanlah, Anda sedang berjalan-jalan di kebun. Anda nyaris menginjak sesuatu yang tampak seperti selembar daun, dan pada saat terakhir Anda harus melompat menghindar karena menyadari bahwa daun itu ternyata seekor kodok. Pernahkah terlintas dalam benak Anda, bagaimana seekor kodok dapat mempunyai pola dan warna seperti itu? Kamuflase adalah mekanisme pertahanan yang sangat penting bagi seekor kodok. Kodok yang tersamar dalam lingkungannya dengan mudah terhindar dari musuh-musuhnya.
Seekor laba-laba merah muda di atas sekuntum bunga merah muda dapat dengan mudah menyamarkan diri dalam nuansa merah muda bunga tersebut, sementara laba-laba lain dari spesies yang sama dapat beradaptasi mengikuti warna bunga lain, misalnya, yang berwarna kuning, ketika ia meman-jat bunga tersebut.
Ketika seseorang mengamati sebatang dahan, dan menganggap tidak ada apa-apa di atasnya, seekor kupu-ku-pu bisa saja terbang dari sana dengan tiba-tiba. Kupu-kupu ini, yang sesaat lalu tampak mirip sekali dengan bagi-an-bagian dari selembar daun kering di musim gu-gur, adalah sebuah contoh sempurna keajaiban kamu-flase.
Sebagaimana akan dapat dilihat pada halaman-ha-laman berikut, kemiripan makhluk-makhluk hidup de-ngan objek tempat mereka bertengger mencegah musuh melihat mereka. Jelas bahwa makhluk-makhluk yang menyamar ini tidak membuat diri mereka, dengan inisiatif sendiri, agar tampak seperti dedaunan, dahan-dahan atau bunga-bunga. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka terlin-dung karena kemiripan-kemiripan ini. Meskipun demikian, mereka me-lakukan penyamaran dengan sangat terampil dalam semua contoh di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang berwarna sama dengan bunga, ular yang berdiri diam bagaikan ranting pohon, kodok yang menye-suaikan diri dengan warna tanah basah, singkatnya, semua makhluk yang menyamarkan diri adalah bukti bahwa kamuflase merupakan taktik pertahanan yang diciptakan secara khusus.
Tak ada satu pun makhluk hidup yang dapat melakukan pekerjaan seperti itu sendiri atau secara kebetulan. Pastilah, Dia yang mengan-ugerahkan kemampuan menyamarkan diri kepada makhluk hidup, dan menempatkan proses-proses kimia di dalam tubuh mereka agar dapat berubah warna, adalah Allah, Yang Mahatahu, Yang Mahabijaksana.
Teknik-Teknik Kamuflase pada Reptil
Apa yang dilakukan reptil untuk melindungi di-ri dari pemangsanya di alam bebas? Salah satu cara termudah bagi makhluk yang bergerak lambat ini, tentu saja, adalah menyem-bunyikan diri. Cara terbaik untuk bersembunyi adalah mengadaptasi tubuh de-ngan habitatnya. Bagi ba-nyak binatang, warna dan pola biasanya berfungsi sebagai penyelamat. Con-tohnya, di hutan, hampir tidak mungkin melihat dengan jelas seekor Rhino Viper, sejenis ular tropis yang hidup di hutan hujan Afrika, karena kulitnya ditutupi pola-pola geometris berwarna biru, merah, kuning, hitam dan putih. Menariknya, warna-warna ular itu cocok dengan lingkungan tempat tinggalnya. Hubungan individual se-perti ini membangkitkan beberapa pertanyaan dalam pikiran. Bagai-mana warna-warna tersebut, yang demikian selaras dengan lingkungan, muncul? Mungkinkah ini terjadi secara kebetulan, atau dihasilkan sen-diri oleh reptil itu?
Tentu saja, itu sama sekali tidak mungkin. Tidak mungkin seekor reptil mula-mula menganalisis lingkungannya, lalu memutuskan perubahan apa yang diperlukan dalam dirinya, dan akhirnya menentukan warna dan pola. Lebih jauh lagi, sangat tidak logis dan tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa reptil itu dapat membangun sebuah sistem dalam tubuhnya untuk melaksanakan serangkaian reaksi kimia yang diperlukan untuk perubahan itu.
Bahkan manusia, satu-satunya makhluk di bumi yang dikaruniai akal, tidak dapat mengubah warna bagian-bagian tubuhnya. Dia tidak dapat membuat sistem dalam tubuhnya yang membawa perubahan se-perti itu. Dengan demikian, hanya ada satu penjelasan untuk kemiripan sempurna antara warna reptil dengan warna lingkungannya, yang bahkan nuansanya pun tidak berbeda. Pemilik kebijaksanaan dengan keunggulan tak terbatas telah merancang makhluk hidup ini. Rancangan ini adalah milik Allah yang Mahabesar. Dialah Allah yang Mahatahu keperluan setiap makhluk hidup.
Reptil Penyamar Paling Populer: Bunglon
Pernahkah Anda melihat seekor bunglon berubah warna sesuai dengan lingkungannya? Pemandangan seperti itu patut dilihat. Bunglon memiliki kemampuan menyamarkan diri begitu luar biasa sehingga keterampilannya itu mengagumkan setiap orang. Meskipun banyak reptil lain mempunyai kemampuan mengubah warna tubuh, tidak ada yang mampu melakukannya secepat bunglon.
Bunglon menggunakan pembawa warna merah dan kuning, lapis-an-lapisan reflektor putih dan biru, dan yang terpenting “chromato-phores“, sel-sel kulit yang bereaksi terhadap perubahan panas, cahaya dan suasana hati binatang itu.30 Jika Anda meletakkan seekor bunglon pada tempat yang sangat kuning, misalnya, Anda akan melihat warna tubuhnya dengan cepat menjadi kuning, sesuai dengan lingkungannya. Dan yang lebih hebat, bunglon tidak hanya dapat menyesuaikan diri de-ngan satu warna, tetapi juga dengan substrata multiwarna. Rahasia ke-piawaian mereka ada pada sel-sel warna di bawah kulit sang penyamar ulung ini, yang membesar dan berpindah tempat dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dapatkah bunglon itu sendiri yang melakukan adaptasi sesempurna itu? Bagaimana makhluk ini me-nyatu sampai tidak dapat dibedakan dengan lingkungan tempat tinggal-nya, sementara seniman paling terampil pun harus bekerja berjam-jam untuk memperoleh satu warna alami yang sama?
Jelaslah tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa seekor bunglon dapat melakukan kegiatan semacam itu menurut kemauannya sendiri. Tentu saja, bagi seekor reptil, tidak mungkin menentukan penampilan diri, juga tidak mungkin menempatkan satu sistem di dalam tubuhnya untuk mengubah penampilan. Tidak masuk akal pula menyatakan bahwa makh-luk ini memiliki kontrol terhadap seluruh sel dan atom di dalam tubuhnya, sehingga mampu melakukan perubahan apa pun sekehendaknya dan memproduksi pigmen-pigmen yang diperlukan. Dan sama sekali tidak konsisten serta tidak ada gunanya menyatakan bahwa kemampuan luar biasa semacam itu muncul secara kebetulan. Tidak ada mekanisme di alam yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keterampilan sesempurna itu, dan kemudian menyebarkannya kepada mereka yang memerlukannya. Seperti semua makhluk hidup lainnya di bumi, bunglon juga diciptakan Allah. Allah menunjukkan keunikan cita rasa seni-Nya kepada kita dalam penciptaan bunglon. Allah Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah. Dan Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS.Al Hadiid, 57: 1-2) !
Perubahan Warna Menurut Lingkungan
Apakah makhluk hidup hanya menggunakan warna untuk mempertahankan diri dari musuh mereka? Tentu saja tidak. Beberapa binatang juga melindungi diri dari dingin dan panas melalui enzim yang memberi warna pada bulu tubuh mereka. Pada binatang yang tinggal di daerah dingin, bulu-bulu di ujung kaki, kuping dan hidung, yang merupakan bagian tubuh paling sensitif, berwarna gelap. Bulu ber-warna gelap menyediakan lebih banyak energi panas bagi binatang, sehingga mereka terbantu menjadi hangat, seperti manusia yang mencoba memanfaatkan matahari sebaik mungkin dengan mengenakan pakaian berwarna gelap selama musim dingin. Perubahan warna adalah hal yang sangat biasa terjadi pada binatang darat. Sebagai contoh, selama musim panas, bulu rubah yang tinggal di utara berubah menjadi putih, karena tingginya suhu tubuh mereka. Namun demikian, selama musim dingin, ketika suhu udara menjadi lebih dingin, suhu tubuh mereka turun, dan diperlukan lingkungan yang lebih cocok agar enzim-enzim dapat bekerja dengan mudah. Untuk itu, selama musim dingin, bulu rubah dari daerah utara itu menjadi lebih gelap. Kelinci, rubah, musang, dan kucing kutub yang tinggal di sekitar kutub utara berwarna coklat pada musim panas dan putih pada musim dingin.
Sementara beberapa burung menjadi putih sama sekali selama bulan-bulan musim dingin. Mereka mulai berpenampilan baru pada musim semi sesuai dengan warna tanah dan tumbuh-tumbuhan.
Warna Peringatan
Makhluk hidup menggunakan warna untuk berbagai tujuan. Salah satu di antaranya adalah sebagai peringatan. Beberapa contoh mengenai hal ini akan diuraikan pada halaman-halaman berikut.
Warna pada Burung
Salah satu ciri terpenting dari bulu burung yang beraneka warna adalah bahwa bulu itu bukan struktur hidup. Alasan mengapa sebuah bulu tidak berubah warna sama sekali, bahkan setelah tanggal, adalah karena bulu yang telah berkembang penuh sama sekali tidak hidup.
Keanekaragaman warna yang kaya pada burung sesungguhnya disebabkan keberadaan pigmen dalam bulu, yang disimpan selama fase awal pertumbuhannya, atau perubahan cahaya yang terjadi sesuai karakteristik struktur bulu tersebut.
Karena formasi yang terbuat dari zat keratin ini akan segera rusak oleh kondisi lingkungan, mereka diperbaharui secara berkala. Namun, setiap kali, burung mendapatkan kembali bulunya yang beraneka warna. Ini karena bulu burung terus tumbuh sampai sepenuh-nya mencapai panjang, serta karakteristik warna dan pola yang diperlukan untuk jenisnya.
Karena perbedaan struktur mereka, bu-lu dapat memiliki penampilan yang serupa dengan yang diperoleh melalui sebuah pris-ma gelas yang memisahkan cahaya menjadi warna-warna berbeda. Warna-warna yang terbentuk melalui pembiasan cahaya seperti ini lebih cemerlang dan metalik daripada warna yang dihasilkan pigmen-pigmen. Warna pada bulu ini bergeser dari biru ke hijau, dan dari oranye ke merah. Umumnya, warna hijau, biru, dan metalik pada burung dibentuk melalui pemantulan dan pembias-an cahaya. Akan tetapi, sebagian warna bulu berasal dari pigmen.39
Ada tiga jenis pigmen utama pada bu-rung. Yang pertama adalah pigmen melanin yang menghasilkan hitam, coklat atau ku-ning kusam, kemudian pigmen lipokrom yang menghasilkan merah, kuning atau oranye, dan terakhir adalah karotenoid. Biru, hijau dan beberapa warna terang lainnya pada burung dibentuk oleh gelembung-gelembung mikroskopik dalam keratin bulu-bulu yang membiaskan cahaya. Pada sisi lain, bulu-bulu yang menyerap seluruh spektrum cahaya dan hanya memantulkan warna biru, menciptakan warna biru pada beberapa burung.40
Hormon juga memainkan peranan penting dalam perubahan warna pada burung. Perbedaan warna antara jantan dan betina pada beberapa spesies disebabkan oleh hormon-hormon kelamin. Perbedaan warna dan bentuk bulu ayam jantan dan betina, contohnya, tergantung pada hormon estrogen.
Warna pada burung sangat penting bagi penyesuaian diri mereka terhadap habitat, di samping untuk saling mengenali antara burung jantan dengan betina, juga sebagai daya tarik pejantan bagi betina selama musim kawin. Selain itu, pigmen yang memberi warna pada bulu meningkatkan kekuatan bulu, menyimpan energi yang berasal dari matahari serta mencegah masuknya sinar-sinar ultra-violet yang berbahaya ke dalam tubuh.
Kupu-kupu
Pembentukan warna pada sayap kupu-kupu sangat menarik untuk dicermati. Cahaya yang dipantulkan melalui sisik-sisik pada sayap kupu-kupu membentuk warna-warna yang “sebenarnya tidak ada“, tetapi menimbulkan suatu keindahan dan simetri luar biasa. Baru saja dikatakan bahwa warna-warna itu "sebenarnya tidak ada", apakah ini mengherankan Anda?
Kupu-kupu terkenal karena keindahan sayapnya, yang mempunyai permukaan relatif jauh lebih lebar daripada bagian dada (thorax) mereka. Lalu bagaimana pola dan warna yang spektakuler pada sayap kupu-kupu terbentuk?
Kupu-kupu memiliki sepasang selaput sayap, yang sebetulnya transparan. Karena sayap ini dipe-nuhi sisik dengan ketebalan yang bervariasi, transparansi selaput sa-yap ini menjadi tidak tampak. Sisik-sisik ini meningkatkan kua-litas aerodinamik sayap kupu-kupu, dan membuatnya ber-warna. Sisik-sisik tersebut, yang begitu lem-but/rawan sehingga mudah rontok jika disentuh, memiliki ujung tajam yang menan-cap pada sayap. Dengan cara ini, sisik-sisik itu akan tetap menempel tanpa berjatuhan. Setiap sisik mungil ini, yang tampak seperti atap sirap, memiliki warna dari pigmen-pigmen kimia atau dari pembias-an cahaya yang jatuh ke atas strukturnya lalu menghasilkan warna-warna pelangi seperti gelembung sabun.41 Selain itu, penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa warna yang berbeda tergantung pada zat-zat kimia yang berbeda. Hasil-samping dari bahan pewarna yang dikenal dengan nama pteridine, misalnya, menghasilkan warna merah muda, putih, dan kuning yang biasa terlihat pada kupu-kupu. Melanin, yang merupakan bahan pewarna paling umum, terdapat dalam bintik hitam pada sayap. Yang menarik, warna yang terlihat pada sayap kupu-kupu tidak selalu merupakan warna sebenarnya. Contohnya, sisik hijau sebe-tulnya adalah campuran dari sisik-sisik hitam dan kuning. Penelitian mutakhir pada sayap kupu-kupu menunjukkan bahwa pigmen-pigmen tersebut disintesis di dalam sisik-sisik dan bahwa enzim-enzim yang diperlukan untuk produksi melanin terdapat di dalam kulit atas sisik-sisik tersebut.
Zat pewarna bukanlah satu-satunya penghasil warna kupu-kupu yang sangat mudah berubah ini. Struktur dan susunan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu menghasilkan beragam trik/tipuan cahaya, seperti pemantulan, pembiasan, dan pada akhirnya pembentukan warna-warni yang indah memesona. Contohnya, kupu-kupu Stilpnotio Salicis mempu-nyai sisik-sisik semi-transparan, yang mengandung gelembung-gelembung. Meskipun tidak ada zat pewarna pada sisik-sisik ini, cahaya yang menembus sisik-sisik memberi kupu-kupu tersebut penam-pilan seperti satin.
Permukaan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu Argynnis yang sangat lunak menghasilkan pantulan keperakan. Pada beberapa kupu-kupu, perbedaan susunan dua baris sisik yang saling menumpuk dapat juga menghasilkan pantulan cahaya yang berbeda, misalnya, menyebabkan kupu-kupu tampak biru, bukan hitam atau coklat.
Ketika kita meneliti struktur sayap kupu-kupu, bahkan dengan memperhatikan warna-warninya saja, kita akan menemukan banyak keajaiban. Keindahan luar biasa seperti itu, tidak diragukan lagi, adalah bukti kekuasaan agung dan cita rasa seni tak berbatas milik Allah, Yang telah mencipta-kan semua ini.
Perlu juga diketahui bahwa selain diciptakan untuk mempercantik, warna dan pola pada sayap kupu-kupu memiliki banyak fungsi penting lainnya bagi makhluk ini.
Mata Palsu Kupu-kupu
Pada banyak jenis kupu-kupu, terdapat pola-pola bulat berwarna gelap yang mengingatkan kita pada mata seekor binatang besar. Mata ini, yang lagi-lagi terdiri atas sisik-sisik berwarna pada sayap, membentuk suatu mekanisme pertahanan penting bagi kupu-kupu. Kupu-kupu menutup sayapnya pada saat beristirahat. Jika makhluk ini bertemu dengan musuh, atau terganggu oleh sentuhan sedikit saja, sayapnya akan langsung terbuka, dan muncullah bintik mata yang besar, terang, dan berwarna kuat pada permukaan sayap itu. Dengan cara ini, kupu-kupu menyampaikan peringatannya kepada pemangsa.
Kamuflase Kupu-kupu
Kemampuan kamuflase kupu-kupu sama mengesankannya seperti mata palsu mereka. Seakan-akan, kupu-kupu melihat warna semak-semak, menilai lingkungan, menganalisis, kemudian meniru warna semak-semak tersebut menggunakan warna-warna efektif yang dihasilkan sistem dalam tubuhnya. Spesies lain, sadar akan selera pe-mangsanya, memberikan sinyal-sinyal peringatan dengan meniru warna-warna yang mengusir pemangsa dan memberikan kesan bahwa kupu-kupu tersebut tidak enak dimakan atau bahkan beracun. Tidaklah mungkin seekor kupu-kupu melakukan kegiatan-kegiatan ini sendiri. Kita dapat memperjelas ini dengan sebuah contoh:
Katakanlah, Anda mencoba menghasilkan sebuah warna di laboratorium. Jika pengetahuan Anda tentang hal ini hanya sedikit, Anda tidak akan bisa mencapai hasil yang Anda inginkan, secanggih apa pun peralatan atau fasilitas laboratorium Anda. Lalu, pertimbangkanlah untuk mencoba memperoleh warna dengan kualitas warna kupu-kupu, yang menjadi hampir tidak terlihat karena warna dan polanya sama dengan lingkungannya. Anda bahkan tidak akan bisa menghasilkan satu saja warna yang berarti. Demikian situasinya sehingga pastilah akan menjadi pendekatan yang tidak ilmiah dan tidak rasional untuk menya-takan bahwa sistem yang agung dalam kupu-kupu ini muncul secara kebetulan tanpa rancangan yang disengaja.
Jika ada sebuah rancangan, tentulah ada perancangnya. Rancangan tak bercela di atas bumi adalah milik Allah, Yang Maha Pengasih. Men-jadi tugas manusia-manusia berakallah untuk memikirkan ke-Maha Penciptaan Allah secara detail. Dalam surat An-Nahl, Allah menyatakan sebagai berikut:
“Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl, 16:13) !
Bintik Hitam yang Menyerap Cahaya
Pada beberapa jenis kupu-kupu, terutama pada bagian-bagian sayap yang dekat dengan badan, ter-dapat bintik-bintik besar berwarna gelap yang terdiri atas sisik-sisik. Bintik-bintik ini, yang ditempatkan pada kedua sayap secara simetris, memiliki fungsi sangat penting bagi kupu-kupu. Kupu-kupu meng-gunakan bintik-bintik ini untuk mencapai suhu tubuh yang diperlukan untuk terbang. Bagaimana mereka melakukannya?
Sisik bersifat mengubah panas ke tingkat maksimum atau minimum tergantung warna mereka. Kita semua telah melihat kupu-kupu membuka dan menutup sayap di bawah sinar matahari seakan-akan sedang mencoba menemukan sudut tertentu. Bintik-bintik hitam pada sayap membantu kupu-kupu, yang mencoba mendapatkan sinar matahari melalui gerakan ini. Seekor kupu-kupu yang perlu mengha-ngatkan tubuh membuka dan menutup sayap sedemikian rupa sehingga sinar matahari jatuh langsung pada bintik-bintik tersebut, dan dengan cara ini tubuhnya menjadi hangat.
Kupu-kupu yang hidup di daerah terbuka yang tak terlindung dari matahari berwarna lebih terang, sedangkan kupu-kupu yang hidup di hutan, berwarna lebih gelap.
Beberapa spesies kupu-kupu Lepidoptera tidak memiliki sisik pada sayap, tidak dapat memantulkan sinar, dan dengan demikian menjadi transparan. Kita dapat melihat kupu-kupu ini pada saat ia terbang, namun hampir tidak mungkin menemukannya ketika mereka hinggap di suatu tempat. Ini memberikan perlindungan sempurna bagi kupu-kupu tersebut. Seperti semua makhluk hidup lainnya, kupu-kupu juga telah diciptakan dengan sistem yang dapat memenuhi segala keperluan mereka. Lebih jauh lagi, semua sistem ini tergantung satu sama lain sehingga yang satu tidak bisa ada tanpa kehadiran yang lainnya.
Seperti semua makhluk di jagat raya, Allah menciptakan kupu-kupu juga dengan semua detail yang mereka miliki dan memberkahi mereka dengan semua sistem yang mereka perlukan.
Warna-Warna di Bawah Laut
Kehidupan di bawah permukaan laut sangat berbeda dengan kehidupan di darat. Semua aspek yang berkaitan dengan makhluk-makhluk laut telah diatur sedemikian rupa agar mereka dapat hidup semudah mungkin di dalam air. Manusia tidak dapat melihat dalam air sebaik ikan, karena mata manusia tidak memiliki keistimewaan yang memungkinkannya untuk memperoleh penglihatan yang tajam di bawah air. Mata manusia tidak memiliki sistem lensa seperti ikan, serta tidak bulat dan keras seperti mata ikan, sehingga tidak mempunyai pandangan tajam di bawah air seperti ikan. Mata manusia juga tidak dapat setepat mata ikan dalam memper-kirakan jarak yang tampak memendek dalam air akibat pembiasan, karena mata manusia tidak dapat memperkirakan pembiasan cahaya dalam air.
Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan karakteristik paling cocok untuk lingkungan tempat tinggal masing-masing. Makhluk-makhluk yang hidup di laut hanyalah sebagian kecil contoh cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Allah tidak mempunyai sekutu dalam penciptaan dan segala sesuatu ada di bawah kekuasaan-Nya.
“Dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesung-guhnya Allah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijak-sana.” (QS. Ali Imran, 3: 62) !
Desain Warna pada Tanaman
Tanpa melakukan perenungan, manusia tidak akan dapat melihat karakteristik makhluk hidup yang menakjubkan di sekelilingnya. Selama dia tidak berpikir tentang bagaimana seekor kupu-kupu dengan selaput sayapnya terbang, bagaimana bunga-bunga yang dilihatnya memiliki warna yang demikian beraneka ragam, bagaimana ujung ranting pohon setinggi ratusan meter bisa tetap hijau, manusia tidak dapat memahami seluk-beluk hal-hal tersebut. Bahkan cita rasa seni luar biasa pada sekuntum bunga mungkin tidak dapat menarik perhatiannya.
Akan tetapi, sebagaimana telah diuraikan dalam buku ini, cita rasa seni yang sempurna tampak jelas pada semua makhluk hidup, dari serangga sampai burung, dari tanaman sampai makhluk laut. Jelas sudah bahwa cita rasa seni ini milik Allah, Sang Maha Pencipta semua makhluk hidup.
Mari kita sejenak berpikir tentang tetumbuhan, buah-buahan, sayur-mayur, bunga-bungaan dan pepohonan. Tanam-tanaman, yang masing-masing memiliki warna, wangi dan rasa berbeda, adalah bukti dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Setiap tanaman yang Anda lihat di-sekeliling Anda, atau Anda ketahui dari buku-buku, memiliki warna dan pola yang eksklusif untuk jenisnya sendiri. Masing-masing memiliki proses reproduksi berbeda. Proporsi nektar yang mereka kandung dan wewangian mereka juga berbeda. Marilah kita berpikir tentang bunga mawar. Ada yang merah, putih, kuning, oranye, merah muda, bertepi putih, dwi-warna, dan bahkan mawar dengan warna-warni seperti gelombang. Tentu saja, adalah kebutaan nyata bagi seseorang yang melihat semua ini namun tidak merasakan kekaguman dan tidak melihat kekuasaan tak terbatas dari Allah, Sang Maha Pencipta semua bunga ini. Dalam Al Quran, Allah merujuk kepada mereka yang gagal menghargai bukti-bukti penciptaan yang mereka lihat sebagai berikut:
“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripada-nya. Dan sebagian besar dari mere-ka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mem-persekutukan Allah (dengan sem-bahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf, 12: 105-106) !
Pernahkah Anda Berpikir Mengapa
Tanaman Berwarna Hijau?
Sebagaimana telah jelas terlihat, warna-warna yang umum dalam dunia tanaman adalah hijau atau nuansa warna hijau. Klorofil (zat hijau daun) adalah bahan utama yang menghasilkan warna hijau. Klorofil, suatu bahan yang sangat penting, adalah sebuah pigmen yang terkandung dalam kloroplas yang tersebar dalam sitoplasma (cytoplasm) sel-sel tanaman. Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya yang berasal dari matahari dengan mudah, tetapi hanya memantulkan warna hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal ini juga menyebabkan terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang sangat menentukan, yang dikenal dengan nama “fotosintesis”.
Dalam fotosintesis, tanaman memanfaatkan sinar matahari, yang terdiri dari kombinasi berbagai warna. Salah satu sifat warna-warna dalam sinar matahari yang terpenting adalah bahwa tingkat energi mereka berbeda satu sama lain. Ragam warna ini dinamakan spektrum, yang diperoleh dari pembiasan warna dalam sebuah prisma misalnya, mempunyai warna merah dan kuning di ujung yang satu, dan biru dan ungu pada ujung lainnya. Warna dengan tingkat energi paling tinggi adalah warna pada ujung biru spektrum tersebut.
Perbedaan tingkat energi warna sangat penting bagi tanaman, karena mereka memerlukan sejumlah besar energi untuk melangsungkan fotosintesis. Untuk itu, selama fotosintesis berlangsung, tanaman menyerap cahaya matahari dengan tingkat energi tertinggi di sekitar ujung ultraviolet dari spektrum, yaitu violet dan biru, dan juga warna sekitar ujung inframerah (panas) dari spektrum, yaitu merah, oranye dan kuning. Daun melakukan semua proses ini melalui pigmen klorofil yang terdapat dalam kloroplas.52
Agar tanaman dapat melakukan fotosintesis, tingkat energi partikel cahaya yang diserap oleh klorofil harus mencukupi. Proses fotosintesis dimulai saat tanaman, dengan energi yang diterimanya dari partikel si-nar, menguraikan molekul air menjadi molekul oksigen dan hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida untuk membentuk getah, yang penting bagi kelangsungan hidup tanaman. De-ngan kata lain, tanaman memproduksi makanannya sendiri. Di sisi lain, oksigen yang tidak terpakai, dilepaskan ke udara. Sebagian besar oksigen dalam atmosfer yang kita hirup diproduksi dengan cara seperti itu.
Proses fotosintesis pada tanaman menghasilkan karbohidrat, salah satu sumber makanan utama bagi makhluk hidup lain. Zat yang dihasil-kan selama proses fotosintesis sangat penting baik bagi tanaman itu sen-diri, maupun bagi binatang dan manusia, karena tanaman adalah sumber makanan utama bagi semua makhluk hidup di bumi.
Sebagaimana telah kita pahami, selain memberikan penampilan este-tis, warna hijau pada tanaman juga sangat menentukan bagi kelangsung-an hidup tanaman dan makhluk hidup lainnya. Allah menciptakan zat klorofil sebagai sumber makanan bagi tanaman dan semua makhluk hidup lainnya.
Bagaimana Aneka Warna Muncul pada Tanaman?
Seperti telah disinggung sebelumnya, warna yang dipantulkan oleh setiap objek tergantung kepada molekul pigmen yang terkandung dalam objek tersebut. Molekul pigmen dasar pada tanaman hijau adalah zat "klorofil" seperti dinyatakan sebelumnya. Selain itu, ada pigmen yang menghasilkan warna lain pada tanaman, dan jenis pigmen yang berbeda ini memberikan keanekaragaman warna luar biasa seperti yang kita lihat pada tanaman.
Sebagai contoh, selain klorofil, pada tanaman juga ada pigmen karo-tenoid. Beberapa jenis pigmen ini, seperti yang telah kita uraikan secara terperinci, berwarna kuning dan memberi warna pada bonggol jagung, le-mon, goldenrod dan bunga matahari. Karotenoid lain cenderung berwarna merah daripada kuning; ini ditemukan pada bit, tomat, mawar, dan wor-tel. Karotenoid juga hadir pada daun yang hijau. Orang lalu bertanya-tanya: kenapa dedaunan tidak terlihat merah, kuning atau oranye melain-kan hampir semuanya bernuansa hijau? Alasannya adalah karena warna hijau pada klorofil demikian kuat sehingga warna lain tidak terlihat.53
Namun demikian, perubahan terjadi pada musim gugur. Karena si-ang hari semakin pendek, tanaman berhenti membuat klorofil, dan keku-atan pigmen yang menghasilkan warna hijau berkurang, akibatnya war-na hijau pada daun memudar. Karotenoid, sekarang terlihat, membuat daun berwarna coklat, kuning dan merah.
Juga pada musim gugur, sekelompok pigmen yang bernama “antho-cyanins“ terbentuk pada lapisan terluar daun-daun tertentu. Pigmen-pig-men ini, yang berwarna merah terang dan biru, bergabung dengan lain-nya untuk memberi warna merah tua dan ungu pada daun seperti yang kadang-kadang kita lihat.54
Informasi tentang semua pigmen yang memberi warna pada tanam-an diatur dalam DNA tanaman tersebut. Untuk itu, suatu spesies tanaman memiliki karakteristik yang sama di mana pun ia berada di muka bumi. Contohnya, di mana-mana di dunia ini, warna buah jeruk sama; bentuk dan struktur kulit buahnya juga sama. Warna selaput transparan, yang terletak di dalam kulit jeruk tersebut, dan yang membentuk kantung-kan-tung kecil berisi air gula wangi berwarna oranye, tidak pernah berubah di mana pun di dunia ini. Pisang berwarna kuning di mana-mana, tomat berwarna merah, dan bunga-bunga mawar, violet, dan anyelir, semuanya berwarna sama di mana pun mereka berada. Ke mana pun Anda pergi di dunia ini, Anda tidak akan melihat strawberi yang tumbuh alami dengan warna berbeda. Di mana pun di dunia ini, DNA stroberi mengandung karakteristik yang membuat mereka menjadi stroberi seperti yang kita kenal. Warna, bau dan rasa stroberi selalu sama. Ini adalah suatu ketera-turan yang unik dan tak ada duanya. Tentu saja, tidak mungkin dapat di-katakan bahwa sebuah sistem seperti ini telah muncul begitu saja karena kebetulan belaka.
Pemilik cita rasa seni tak ada duanya yang berlaku di seluruh muka bumi ini adalah Allah, Pemilik Kebijaksanaan Tak Terbatas. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pernahkah Anda memikirkan bagaimana warna yang beraneka ragam seperti ini pada tanaman terjadi, meskipun mereka semua tumbuh di tanah yang sama dan disirami dengan air yang sama?
Dalam surat Ar-Ra’d, Allah menunjukkan kepada kita kenyataan bahwa meskipun disirami dengan air yang sama, muncul beraneka tanaman pangan dari tanah:
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan ke-bun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang berca-bang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ra’d, 13: 4) !
Sebagaimana telah ditunjukkan Allah kepada kita, mari kita renungkan, dengan melihat sayur-mayur dan buah-buahan di sekeliling kita, betapa berbedanya tanaman-tanaman yang tumbuh dari tanah yang sama. Sebagai contoh, mari kita lihat buah melon, semangka, kiwi, pisang, ceri, terung-terungan, tomat, anggur, persik, dan kacang hijau. Ketika Anda mengupas kulit pisang yang berwarna kuning tua, muncullah pisang yang berwarna kuning muda dengan keharuman tiada tara. Sebuah apel merah, hijau atau kuning memiliki kulit yang halus mengkilat. Manusia tidak dapat meniru kualitas rasa dan bau — aroma yang khusus baginya — sari manis buah tersebut.
Kemudian, sebuah pertanyaan akan muncul dalam diri seseorang: bagaimana bunga-bungaan, pepohonan, sayur-mayur dan buah-buahan dapat memiliki sedemikian banyak warna berbeda meskipun mereka tumbuh dari tanah yang sama? Ini adalah bukti dari pengetahuan Allah yang tak terbatas dan penciptaan yang dilakukan-Nya tanpa ada model sebelumnya. Tidak mungkin bagi manusia menciptakan sebuah warna baru. Semua warna yang dihasilkan manusia hanyalah tiruan dari aslinya yang terdapat di alam. Karena Allah adalah Asal dari segala sesuatu, dan semua warna yang menggambarkan makhluk-makhluk hidup di muka bumi adalah ciptaan-Nya. Cita rasa seni Allah dalam penciptaan tidak ada bandingnya. Salah satu Asmaul Husna Allah Yang Mahakuasa adalah Al-Mushawwir. Zat yang membentuk ciptaan-Nya dalam bentuk-bentuk berbeda. Allah menciptakan semua ciptaan-Nya dalam bentuk yang paling sempurna.
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Mem-bentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik, Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al Hasyr, 59:24) !
Warna-warna dan penampilan semua tanaman di muka bumi telah diciptakan sedemikian rupa untuk memikat jiwa manusia. Pada buah-buahan dan sayur-mayur, ada keanekaragaman warna yang tiada tara-nya. Di lain pihak, ketika kita berpikir tentang bunga-bungaan dan pepo-honan, kita melihat penampilan estetis dan keanekaragaman warna pula.
Ada pula desain warna dan pola pada bunga-bungaan yang sama sekali tiada duanya. Setiap jenis dari ratusan ribu ragam bunga telah dilengkapi dengan karakteristik tertentu yang eksklusif untuk jenisnya. Pada saat ini, wangi-wangian, pola-pola dan warna-warna yang dihasilkan manusia semuanya adalah tiruan dari aslinya di alam. Sebagai contoh, warna ungu kelopak bunga violet yang lembut bagaikan beludru, dan kelembutan permukaan daun-daunnya tiada tara. Kain-kain beludru diproduksi sebagai tiruan dari tekstur bunga violet, namun kualitas serupa tidak akan pernah tercapai.
Dengan pendekatan ini, tanaman apa pun yang kita teliti di muka bumi, kesimpulan yang akan kita dapatkan adalah bahwa tanaman itu adalah ciptaan yang sempurna. Allah, yang tak bersekutu dalam pencip-taan, menciptakan tanaman-tanaman bagi manusia dengan rasa, keha-ruman, warna dan bentuk yang berbeda-beda. Tugas kita adalah untuk merenungkan tanda-tanda yang diciptakan Allah dan bersyukur kepada-Nya.
Induk burung meloloh anak-anaknya menurut warna rongga mulut mereka.
Allah menciptakan semua warna di bumi. Langit, gunung, tanaman pangan, kupu-kupu, apel merah, jeruk, nuri, merak, anggur ungu, pepohonan, singkatnya, segala sesuatu yang Anda lihat di sekeliling Anda, memiliki warna karena Allah menghendaki demikian. Allah menyatakan fakta ini dalam ayat berikut:
Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Faathir, 35: 27-28)
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Israa', 17: 44) !
Dalam gambar ini seekor belalang menyerupai kulit pohon. Kamuflase yang digunakan belalang begitu sempurna, sampai-sampai desain jamur (lichens) pada pohon muncul juga pada tubuhnya. Ini adalah ciptaan Allah yang sempurna.
Laba-laba kepiting jenis Misumena di sebelah kiri dapat mengubah warna diri berkisar dari kuning hingga putih, tergantung pada bunga tempat ia mendarat.17 Jenis laba-laba yang tampak di bawah berhenti bergerak hanya ketika warna dan konfigurasi tanaman paling sesuai untuk menyembunyikannya.18
Beberapa jenis serangga melindungi diri mereka dari musuh dengan cara kamuflase berkelompok. Contoh-nya, Phiatids, satu spesies Hemiptera tropis yang dite-mukan di Madagaskar, mempunyai sayap berwarna-warni cerah. Ketika mereka hinggap di pohon, seperti dalam foto ini, mereka menyerupai rangkaian bunga.19
Gambar di sebelah kiri adalah dua ekor myriapod yang telah mengembangkan warna nyaris identik dengan tanaman tempat tinggal mereka. Dengan cara ini, mereka terlindung dari musuh.20
Di tengah padang rumput kering, seekor singa betina yang sedang berburu (kiri) nyaris tidak terlihat, karena warna binatang ini cenderung menyatu dengan lingkungan.
Cheetah pada gambar atas juga tidak lebih mudah ditemukan di tengah-tengah rerumputan tinggi; ini berkat ratusan bercak-kecil yang memotong-motong garis tubuh binatang ini. Terik matahari mempertajam titik-titik hitam cheetah, meningkatkan efek “pecah” kontur tubuhnya.21
Bulu putih beruang kutub yang lebat dikombinasikan dengan lapisan-lapisan lemak di bawah kulit, melindunginya dari dingin yang menggigit. Namun bulu putih mempunyai fungsi lain — sebagai alat kamuflase ketika si beruang berburu (atas). Bulu putih juga memberikan perlindungan bagi kelinci yang hidup di daerah bersalju.
Kamuflase tidak hanya terjadi pada permukaan kulit. Otot-otot beberapa spesies kodok yang hidup di hutan hujan Amerika Selatan juga berwarna. Darah mereka mengandung sel-sel pengangkut oksigen. Dengan demikian, perubahan yang timbul akibat kebutuhan untuk kamuflase, tidak hanya terjadi pada permukaan kulit tetapi juga di dalam tubuh. 22
Ranting-ranting dan dedaunan menjadi gelap ketika basah. Demikian pula, kodok dan katak berubah warna dalam musim hujan, menjadi lebih gelap. Perubahan ini memastikan bahwa mereka tetap tersamar di antara ranting-ranting dan dedaunan.23 Tidak mungkin keselarasan menakjubkan ini merupakan suatu kebetulan.
Dalam gambar di sebelah kiri adalah katak tanah yang berubah warna menurut kondisi cuaca
Seekor katak kecil berbentuk daun membaur dalam substrata sebuah hutan di Malaysia. Katak ini paling tersamar jika dilihat dari atas — dari mana predator biasa melihatnya.24 Dalam gambar di sebelah kanan adalah katak jenis lain, yang tampak seperti bagian dari pohon. Sulit membedakan kedua makhluk hidup itu dari lingkungan mereka.
Pada siang hari, atau dalam jam-jam ketika predator paling aktif, mayoritas binatang penyamar tidak bergerak. Gerakan terhalus sekalipun dapat menunjukkan keberadaan mereka. Indra sensoris predator sangat sensitif terhadap gerakan. Contohnya, belalang Brazil ini tidak dapat dibedakan dari bilah-bilah rumput tempatnya mendarat.25
Gambar di sebelah kanan adalah seekor serangga berbentuk batang (cangcorang) Serangga ini menyamarkan diri agar terbebas dari predatornya. Tetapi kemampuan menyamar, tidak terbatas pada serangga dewasa jenis myriapod; telur mereka juga terkamuflase. Di ta-nah, telur-telur itu seperti biji-bijian tanaman sayur.26 Mustahil bagi makhluk hidup menyamakan warna dalam tubuhnya dengan lingkungannya atau membuat bentuknya menyerupai spesies lain. Allah, yang mencipta mereka, telah memberikan kemampuan seperti ini kepada semua makhluk penyamar.
Dalam foto-foto ini, belalang terlihat menirukan daun. Tulang daun di tengah dan dua belahan simetris pada kedua sisi tulang, yang merupakan struktur umum daun, juga hadir sepenuhnya di tubuh belalang seperti yang terlihat dalam foto.
Pola belalang pada foto di bawah ini sangat menyerupai bekas sejenis jamur parasit pada daun. Namun, kaki panjangnya dapat mengungkap penyamaran belalang, seperti yang dimiliki belalang dalam foto ini. Selain itu, sebagian belalang mempunyai kaki transparan.27 Tentunya, binatang ini tidak dengan sadar memilih melakukan imitasi sesempurna ini sampai-sampai tidak melupakan bagian daun yang kering dan terlipat. Allah, yang menciptakan segalanya dengan sempurna, telah menciptakan belalang.
Mantis adalah salah satu predator paling umum di hutan dan sabana di daerah terpanas bumi. Struktur tubuh mantis secara keseluruhan dirancang untuk berburu. Nymph mantis dari hutan hujan Amerika Selatan, seperti di bawah ini, hampir identik dengan daun pakis kering. Jika binatang ini hinggap di atas daun hijau, dia akan tampak dengan jelas. Kebanyakan spesies sangat cermat memilih lingkungan yang sesuai untuk menunggu mangsa.28 Tentu saja tidak mungkin bagi makhluk ini untuk menciptakan sistem seperti ini sendiri. Dia yang telah mengilhami semua makhluk dengan cara berperilaku adalah Allah, Penguasa alam semesta.
Pada foto sebelah kiri atas adalah seekor mantis, yang nyaris tak terlihat di antara bunga-bunga merah muda. Kebalikan dari mantis-mantis lain, yang pada umumnya mempunyai segmen pertama atau prothorax yang panjang dan sempit, pada spesies dari Costa Rica ini (foto atas), segmen tersebut mempunyai desain berbeda yang membuatnya menyerupai dedaunan tempatnya hidup.
Hampir tidak mungkin membedakan spesies ular yang hidup di hutan hujan Costa Rica dengan pohon tempat tinggalnya
Ular cambuk dari Asia Tenggara hidup di atas pohon dan tubuhnya dipenuhi sisik hijau. Sisik-sisik ini, yang menutupi bagian atas tubuh ular, adalah penyamaran agar tampak seperti lapisan jamur dan alga yang menutupi pohon.
Cicak daun Australia biasanya hidup tidak jauh dari pepohonan, dan sangat menyerupai kulit pohon. Binatang ini jarang menunjukkan perutnya yang pucat. Bahkan matanya juga tersamar dengan baik. (kiri) Sementara pada cicak tutul dari Pakistan, hanya tubuh bagian atas yang menyerupai substrata di mana dia mungkin terdeteksi. Perutnya hampir seluruhnya putih, karenanya, reptil kecil ini selalu berhati-hati agar tidak mema-parkan bagian ini (atas) 29
Bunglon adalah binatang penyamar paling ulung. Seperti yang tampak dalam gambar di atas, bayangan daun pakis meninggalkan jejak pada kulit bunglon yang hangat.
Cumi-cumi dan gurita juga dapat meng-ubah warna tubuh dengan cepat. Terka-dang, tampak seperti ada gelombang warna merambat pada tubuh mereka. Banyak faktor berperan dalam perubahan ini — kemarahan, melihat makanan, ketakutan, dan warna latar belakang.31 Allah telah menciptakan makhluk-makhluk ini dengan keistimewaan yang akan membantu mereka melindungi diri di dasar laut. Allah adalah Zat yang meliputi segala sesuatu dan Maha Mengetahui.
Unggas (grouse) salju ini adalah contoh bagaimana kamuflase berubah menurut musim.
Salah satu katak berbahaya adalah katak “panah racun”. Amfibi kecil dari spesies Dendrobates ini mempunyai racun yang dikenal sebagai “batracotoxin” di dalam kulitnya, yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai racun terkuat di kerajaan binatang. Nama katak ini diambil dari penggunaan racunnya oleh suku Indian untuk dioleskan pada ujung panah ketika mereka berburu.32 Warna binatang ini membantu binatang lain mengenalinya sebagai binatang beracun.
Anggota spesies Sinanceidea adalah ikan dengan tubuh relatif kecil dan padat. Mereka tidak bersisik, sebagai gantinya, kulit mereka dipenuhi tonjolan-tonjolan seperti bisul, yang dengan sempurna menyamarkan ikan ini ketika mereka menunggu mangsa di dasar laut. Tonjolan-tonjolan ini mengaburkan bentuk tubuh sehingga menyerupai batu karang. Ikan ini sering menyamarkan diri lebih bagus dengan menyusup ke dalam pasir.33
Di Amerika Selatan, terdapat banyak ular yang berbisa dan tidak yang memiliki pewarnaan yang sama cemerlangnya. Mereka semua ditutupi cincin warna kuning, merah, dan hitam. Mereka semua disebut ular koral. Beberapa dari mereka, yang merupakan ular koral yang sebenarnya, sangat mematikan. Yang la-innya, disebut “koral palsu” hanya meniru corak koral yang berbisa. Pengaturan pita warna membedakan mereka satu sama lain. Ular koral palsu memperoleh keuntungan dari kemiripan ini dan terlindung dari musuh-musuh mereka.34
Seekor papilionida memanjangkan osmeteriumnya, yang merah dan menyerupai antena; osmeterium adalah organ yang dikeluarkan ulat kupu-kupu ketika mendengar musuh mendekat. Gerakan bagian tubuh yang berwarna cerah ini menakutkan bagi burung-burung kecil.35
Fulgoridae adalah spesies homoptera besar yang berwarna cerah yang hidup di daerah tropis. Kepala mereka menonjol membentuk “tanduk” kopong. Spesies fulgoridae pada gam-bar di atas mempunyai bagian kepala yang tumbuh menyerupai moncong terbuka buaya (leng-kap dengan gigi). Diyakini bahwa fungsi pertumbuhan seperti tanduk ini juga berkaitan dengan musim kawin. Kamuflase fulgoridae da-lam posisi beristirahat seperti pada gambar di samping kiri, menyerupai kulit pohon. Ketika diganggu, binatang ini membuka sayap dan memperlihatkan dua “mata” besar. Ini menge-jutkan musuh dan memberinya kesempatan untuk melarikan diri.36
Sebagian binatang menggunakan bulu/ rambut dengan pelbagai warna pada ba-gian tertentu tubuh mereka sebagai tan-da bahaya. Misalnya, ketika antelop tan-duk bercabang - pronghorn (Antilocapra americana) mencium bahaya, mereka saling mengirimkan peringatan dengan pantat mereka. Pada kedua paha mere-ka terdapat cakram otot yang ditumbuhi segerombol bulu putih. Dalam keadaan bahaya, binatang ini mengerutkan otot sehingga bulu-bulu panjang itu mengem-bang, dan memantulkan sinar dengan efisiensi tertentu. Ketika otot mengendur, cakram mengerut cepat. Jadi, kilatan ca-haya terang dihasilkan agar tampak oleh pronghorn lain yang bahkan berada da-lam jarak berkilo-kilo meter.37
Burung pergat jantan dari kepulauan Galapagos me-ngembangkan kantong merah tua di bawah paruhnya untuk menarik betina. Burung jantan biasanya berge-rombol pada pepohonan bakau, di mana kelak mereka membangun sarang, dan terus melakukan aksi ini sehingga para betina yang terbang di atas mereka dapat memilih pasangannya. Warna merah tua pada kantung sangat kontras dengan bulu yang hitam pada bagian tubuh burung ini, yang memiliki kilau metalik.38
Tidak semua binatang menggunakan warna mereka untuk tujuan kamuflase. Ayam pegar dan merak jantan menggunakan bulu-bulu berwarna mereka untuk menarik perhatian betina. Ketika merak jantan mengembangkan ekornya, muncul pemandangan menakjubkan.
Dengan menggunakan warna, makhluk hidup menarik pa-sangan mereka untuk tujuan reproduksi, atau untuk mem-peringatkan atau menakut-nakuti musuh atau saingan. Misalnya, bunga-bunga, yang memerlukan penyerbukan untuk reproduksi, dianugerahi warna-warna cerah dan pola kompleks untuk menarik perhatian serangga yang membawa serbuk sari.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al Baqarah, 2:164) !
Setiap spesies burung mempunyai warna yang berbeda. Keragaman warna ini disebabkan oleh pergeseran cahaya pada bulu dan kehadiran zat pigmen, yang disebut keratin, dalam struktur burung.
Bulu burung adalah struktur yang tidak hidup, yang selalu diperbarui. Pada setiap pembaruan, warna yang sama dihasilkan lagi.
“Bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah, 2:116) !
Close-up sisik-sisik pada sayap kupu-kupu
Kupu-kupu Indonesia yang besar (kiri) mempunyai dua titik besar yang menyerupai mata pada sayapnya, yang digunakan untuk mengejutkan musuh. Pertahanan ini cukup ampuh bagi jenis kupu-kupu ini. Spesies lain seperti kupu-kupu Monarch, di lain pihak, mengandalkan metode lain (kanan). Dengan sayap oranye gelap berpola hitam, mereka mengirimkan peringatan “tidak enak dimakan” kepada musuh.
Kupu-kupu yang tampak pada foto ini menggunakan kamuflase baik dengan warna maupun pola. Motif mata pada sayap, bahkan tidak ketinggalan dengan binarnya, diciptakan oleh Allah
Warna kupu-kupu yang tampak pada foto-foto ini sebetulnya sangat mencolok. Namun, mereka hidup aman karena membaur selaras dengan lingkungan tempat mereka hinggap.
Warna coklat dan titik-titik di bawah sayap kupu-kupu Morpho memberikan alat kamuflase sempurna untuk bersembunyi di semak-semak. Kupu-kupu seakan-akan bisa menghilang dengan tiba-tiba di semak-semak.
Trinidian hanyalah salah satu makhluk penuh warna di kedalaman laut. Ikan-ikan yang hidup ratusan meter di bawah permukaan laut ini memamerkan cita rasa seni Ilahi dalam warna. Allah juga Penguasa lautan.
Seekor udang bergerak tanpa gangguan di atas permukaan anemon laut. Transparansi krustasean kecil ini sangat luar biasa, karena pada kebanyakan binatang transparan, beberapa bagian utama tubuh masih terlihat. Misalnya, kebanyakan binatang tidak berhasil menutupi sistem pencernaan dan makanan yang terkandung di dalamnya. Pada beberapa spesies, hanya ekor dan sebagian pencapit yang berwarna. Detail warna ini memungkinkan udang “menghilang”; kontras antara bagian transparan dan bagian berwarna begitu jelas sehingga calon predator tertarik pada bagian berwarna saja dan tidak mampu melihat udang itu secara keseluruhan. 42
Di sebelah kiri adalah foto lobster karang. Lobster ini, sebuah contoh sempurna keselarasan warna dan desain, dihiasi dengan nuansa merah.43 Di atas adalah terumbu karang. Miliaran terumbu karang terhampar bersama. Mereka saling bergabung dengan sekresi khusus, dan membentuk kerangka karang. Dalam kerangka ini, mereka mengeluarkan zat berwarna: merah, merah muda, dan terkadang hitam atau putih.
Di kedalaman laut, mulai 200 meter di bawah permukaan, sama sekali tidak ada cahaya. Tetapi, ketika mencapai dasar lautan, yang bahkan lebih dalam daripada ketinggian Everest, kita menjumpai dunia multiwarna. Ikan anemon belang, yang hidup di tanaman anemon, terlihat pada foto di atas, juga anggota dari dunia ini.
Siput laut (Nudibranches) adalah salah satu binatang dunia bawah air yang paling menarik. Dengan desain mereka yang menarik dan warna-warni luar biasa, binatang ini adalah spesies siput tanpa cangkang. Pada gambar di atas adalah contoh beberapa spesies. Makhluk ini, yang mempunyai tubuh lunak, dilindungi oleh racun kuat. Warna mereka yang mencolok memperingatkan predator bahwa mereka sangat beracun. Mereka memperoleh racun dari tanaman yang mereka makan.44
Kepiting laba-laba sangat beragam dalam ukuran dan bentuk. Mereka berkisar dari kepiting laba-laba Jepang raksasa, dengan kaki meteran panjangnya, hingga spe-sies mini yang hidup di terumbu karang seperti tampak di atas. Pola mereka berbaur sempurna dengan tekstur inang.
Kepiting laba-laba sangat beragam dalam ukuran dan bentuk. Mereka berkisar dari kepiting laba-laba Jepang raksasa, dengan kaki meteran panjangnya, hingga spe-sies mini yang hidup di terumbu karang seperti tampak di atas. Pola mereka berbaur sempurna dengan tekstur inang.
Salah satu keistimewaan moluska yang paling menarik dan berguna adalah “jubah” mereka – jaringan yang menutupi tubuh dan membentuk “cangkang kedua”. Seperti yang diungkap foto, jubah ini sedikit demi sedikit menutupi cangkang dan memutuskan keseragaman kromatik yang dapat menunjukkan kehadiran mereka.45
Tubuh kuda laut (kiri) ditutupi dengan tulang berbentuk datar. Kuda laut tidak mahir berenang. Karena itu, mereka hidup dengan menambatkan diri pada terumbu karang. Karena kuda laut dapat mengubah warna dengan cepat, mereka sangat terlindung dari musuh.
Ikan skorpion hidup di dasar laut bersuhu sedang atau di daerah tropis dan tidak pernah keluar ke lautan terbuka. Mereka adalah karnivora dan memakan ikan-ikan lebih kecil. Sirip-sirip dada yang panjang berbentuk kipas adalah penghalau ampuh musuh-musuh ikan ini, dan strip-strip merah dan putih membuat mangsa sulit melihat mereka dengan latar belakang karang.46 Ikan skorpion beraneka warna, namun dapat dengan mudah menghilang di antara karang yang juga beraneka warna.
Anggota spesies Soleidea, seperti soles dan rhombuses (kiri), sangat ahli menyamar. Hidup di dasar laut memaksa mereka meniru lingkungan semirip mungkin. Ikan buaya (kanan) menggunakan warnanya untuk bersembunyi dari predator.
Seekor gurita, yang difoto di malam hari, membuat kulitnya mengembang agar tampak lebih besar. Warna hijau cemerlang ini terlihat hanya setelah ge-lap.48 Beberapa spesies bisa menyatu dengan pola laut dalam.
Crinoids, tampak di sebelah kiri, adalah tulip laut dalam bentuk lili. Mereka mempunyai lengan-lengan panjang, tipis, seperti bunga. Ada lendir beracun pada lengan-lengan ini. Mereka menyerap oksigen di dalam air melalui lengan mereka dengan cara menyaringnya.49
Udang mantis (tampak di atas) adalah salah satu makhluk bawah laut yang mempunyai penampilan menarik dan warna cerah. Matanya yang menonjol termasuk mata yang paling kompleks di alam.
Di bawah adalah painted prawn, yang hidup di antara duri-duri landak laut beracun.
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangannya. (QS. Al Jaatsiyah, 45:3-6) !
Kurva terputus-putus dan solid berwarna putih di bawah ini menggambarkan spektrum absorpsi klorofil a dan b. Kurva hitam di atas menggambarkan efektivitas pelbagai panjang gelombang cahaya dalam menguatkan fotosintesis. Angka-angka menunjukkan betapa miripnya spektrum absorpsi kombinasi klorofil a dan b dengan spektrum kerja (action) fotosintesis.51
Klorofil adalah zat utama yang menghasilkan warna hijau pada tanaman. Allah membuat zat ini sebagai sumber gizi tanaman dan makanan bagi semua makhluk hidup lainnya.
Di segala penjuru dunia, tanaman bunga sejenis mempunyai warna dan pola yang eksklusif untuk jenisnya, dan fakta ini jarang berubah.
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6:102) !
“Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Luqman, 31:11) !
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” (QS. Luqman, 31: 10) !
Pelangi yang menunjukkan spektrum warna dengan urutan rapi pada kenyataannya adalah ilusi warna. Pelangi dibentuk oleh sinar matahari yang dibiaskan oleh butir-butir air hujan.
Di alam, ada keragaman warna yang berubah menurut musim. Gunung, pohon, danau, sungai, singkatnya, seluruh alam adalah bukti cita rasa seni Allah dalam warna yang tak tertandingi.
Buah-buahan dan sayur-mayur yang Anda lihat di gambar ini, yang mempunyai aneka bentuk dan warna, tumbuh di tanah yang sama dan disiram dengan air yang sama. Namun, masing-masing mempunyai warna, rasa, dan bau yang khas untuk jenisnya. Allah menciptakan mereka begitu unik dan menganugerahkan mereka kepada kita.
Di musim gugur, pelbagai pigmen dalam daun dilepaskan dan nuansa kuning dan merah mendominasi warna tanaman.
Bersambung ke part berikutnya.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Desain Grafis /
Seni Rupa
dengan judul "Bahasa Warna". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sen1budaya.blogspot.com/2013/06/bahasa-warna.html
0 komentar "Bahasa Warna", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment