Wednesday, July 31, 2013

MENGGAMBAR MODEL

Menggambar model adalah menggambar dengan melihat model obyek manusia yang ditempatkan secara langsung di hadapan penggambar.

Friday, July 26, 2013

BUKU PRAKARYA KELAS 7 SMP KURIKULUM 2013




BUKU PEGANGAN GURU

PRAKARYA kelas 7 kurikulum 2013
size : 28,94Mb
bentuk: pdf



BUKU PEGANGAN SISWA
PRAKARYA kelas 7 kurikulum 2013 

BUKU SENI BUDAYA KELAS 7 SMP KURIKULUM 2013




BUKU PEGANGAN SISWA

SENI BUDAYA kelas 7 kurikulum 2013 
size : 68,5Mb

bentuk: pdf






BUKU PEGANGAN GURU

SENI BUDAYA kelas 7 kurikulum 2013

size : 45,8Mb
bentuk: pdf



Jangan lupa kunjungi juga 

KI & KD SENI BUDAYA KURIKULUM 2013

Membuat Kriya Keramik dengan Teknik Lempeng / Slab




Teknin Slab
Membuat Karya dengan tehnik ini lumayan susah karena harus menggunakan alat penggiling adonan/roll untuk membuat lempengan-lempengannya. Susah kalau tidak ada rol-nya itu. Karena kita harus berinisiatif membuat lempengan dengan cara manual. Dan tantangannya membuat agar ketebalannya sama.

Penggiling Adonan/Roll

Tanah yang siap pakai kita ambil secukupnya kemudian tanah tersebut kita giling dengan penggiling adonan/roll hingga membentuk lempengan yang tipis. Kemudian kita buat beberapa sesuai dengan yang kita butuhkan.

Setelah bentuk telah kita tentukan, kita tinggal tempel lempengan tanah liat dengan menggunakan bubur tanah liat. Namun berbeda dengan tehnik pilin, untuk menempel dengan tehnik slab kita harus menggurat atau menorah-noreh bagian yang ingin kita tempel agar apabila kering, bagian yang tempelan tersebut tidak lepas atau tetap terekat kuat.

Memberikan Guratan


Dan hal sederhana yang harus kita perhatikan adalah ketebalan tanah harus sama agar karya menjadi indah, rapih dan memiliki nilai yang lebih.


Teknik Slab


Setelah karya slab telah terbentuk, kita bisa menambahkan hiasan (dekorasi) agar karya lebih indah dan menarik. Karena dalam karya inipun kita masih berpatok pada karya harus bisa dipakai atau fungsional.



Teknik Slab



Teknik Slab




Beberapa contoh karya keramik dengan teknik slab:

















DP

Membuat Kriya Keramik dengan Teknik Putar



Teknik Putar


Membuat karya dengan tehnik putar adalah pembuatan karya yang sangat sulit dan sangat menguras tenaga, pikiran, ketekunan dan kesabaran.

Karena membuat karya dengan tehnik ini memang sepertinya mudah tapi aslinya sangat susah.

Tanah yang sudah siap pakai kita taruh di meja putar. Kita buat bola tanah kemudian letakkan dibagian tengah meja dan agak tekan bagian tengahnya.

Kemudian dengan tangan yang sudah dibasahi, kita mulai membentuk dengan memutar meja perlahan. Siku kita tumpukan pada lutut agar menjadi penahan agar tangan tidak bergoyang.

Dalam keadaan meja berputar (pelarik) kita bentuk tanah liat naik keatas kemudian turunkan kembali. Ini dimaksudkan agar tanah menjadi benar-benar bersatu dan agar tanah bisa menjadi lebih plastis.

Kemudian tanah tengahnya dibentuk lubang dengan menggunakan ibu jari kita. Perlahan sambil posisi tanah dinaikkan keatas jika kita ingin membentuk karya yang tinggi dan kita tekan tanah kebawah jika kita ingin membuat karya yang rendah. Selama pembentukan itu, kita menggunakan ibu jari dengan posisi di dalam dan untuk penahannya kita gunakan empat jari yang berada diluar. Kita mulai bentuk tanah tersebut menjadi karya yang kita inginkan.

Kita juga bisa memotong bagian atas karya apabila tidak diinginkan karena tidak rapih atau karena alas dan apapun dengan menggunakan senar/kawat/benang.

Untuk pembuatan karya dengan tehnik putar, kita harus benar-benar hati-hati dan sabar. Kunci utama pembuatan karya dengan tehnik ini adalah sabar dan tidak tergesa-gesa agar karya bisa menjadi karya yang baik.

Untuk karya dengan tehnik putarpun semakin tipis karya maka karya itu menjadi semakin baik.

Setelah selesai, karya kita pindah dari meja pelarik dengan menggunakan kawat untuk diangin-anginkan selama satu malam. Setelah tanah agak kering dan agak kuat, bagian bawah karya yang tadinya rata, kita bentuk menjadi seperti tumpuan agar apabila dibakar karya tidak lengket atau menempel.














Membuat Kriya Keramik dengan Teknik Pilin





Karya Teknik Pilin




Membuat karya dengan teknik pilin memang membutuhkan ketekunan dan kesabaran lebih dari tehnik pijat.

Tanah siap pakai kita ambil sedikit, kemudian kita buat pilinan hingga membentuk pilinan tanah liat yang panjang dan untuk menempelkan pilinan tersebut, kita harus mengguankan bubur tanah liat yang bias kita buat sendiri.

*Cara membuat bubur tanah liat.
Kita campur tanah liat dengan air yang lumayan banyak tetapi jangan terlalu banyak agar tanah tidak terlalu encer seperti air namun menjadi bubur yang bisa merekatkan tanah liat pilinan yang ingin kita rekatkan dengan bubur tanah liat ini.

Kita bentuk pilinan tersebut menjadi sebuah karya yang sekali lagi dengan patokan karya harus bisa digunakan atau karya fungsional.

Untuk menempel sisi dan untuk menyambung pilinan, kita harus menggunakan bubur tanah liat agar apabila karya sudah kering, karya tidak akan lepas atau hancur, atau copot atau lain sebagainya yang tidak kita inginkan.

























Beberapa karya tehnik pilin lainnya..







Kriya Keramik, Tanah Liat



Kriya dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik dan karakteristik yang didalamnya mengandung muatan nilai estetik, simbolik filosofis dan fungsional serta ngrawit dalam pembuatannya.

Adapun kriya dalam masa kini merupakan hasil kreasi generasi yang mengambil manfaat dari kriya masa lampau yang “dimodifikasi” dalam berbagai variasi dengan didasari oleh pikiran-pikiran yang tumbuh sebegai gagasan personal yang diekspresikan dalam wujud karya seni personal maupun gagasan yang sifatnya kolektif untuk kepentingan ekonomi komersial.


Kriya Keramik

Kata keramik berasal dari bahsa  Yunani “Keramos” yang berarti : Periuk atau Belangga yang dibuat dari tanah. Sedang yang dimaksud dengan barang atau bahan keramik ialah: semua barang atau bahan yang dibuat dari bahan-bahan tanah atau batuan silikat yang proses pembuatannya melalui pembakaran pada suhu tinggi.

Tanah liat sebagai bahan pokok untuk untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasil jadinya yang sangat luas. Juga sifat tanah liat yang sangat menguntungkan adalah mudah dibentuk bila tanah liat ini telah dicampur dengan air dalam perbandingan tertentu. Jika campurannya pas, tidak lebih ataupun kurang, maka sifat tanah itu akan plastis.


PROSES PEMBUATAN KRIYA KERAMIK

Sebelum kita membahas bagaimana proses pembuatan karya kriya dengan berbagai tehnik, lebih baik kita bahas dulu tentang tanah liat.

Tanah liat yang kita gunakan bisa dari tanah liat kering ataupun yang basah.


Tanah Liat Basah



Tanah Liat Kering

Tanah liat yang kering kita hancurkan hingga menjadi halus atau bisa juga hingga menjadi debu. Lalu kita ayak dan kita campur dengan air secukupnya. Kita aduk hingga merata dan tanah liat itu kita diamkan selama minimal satu malam.

Tanah liat yang sudah basah atau sudah tinggal pakai kita taruh di meja gips. Dan kita uli tanah tersebut hingga air yang berlebih terserap meja dan gelembung udara yang ada dalam tanah bisa terbuang.

Proses Menguli



Proses Menguli



Proses Menguli



Selain diuli tanah juga harus dipukul-pukul dan dibanting agar udara yang terkandung dalam tanah benar-benar hilang.

Cara lain juga tanah bisa di potong-potong dengan senar kemudian diuli kembali.

Ini dimaksudkan agar tanah liat memiliki sifat plastisitas, homogen, bebas dari gelembung udara, dan memiliki kemampuan bentuk.

Plastisitas.
Plastisitas tanah merupakan syarat utama agar tanah bisa dibentuk sesuai dengan keinginan kita. Dan fungsi plastisitas sendiri adalah sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga karya kita nantinya tidak mudah retak, berubah atau runtuh.

Homogen.
Campuran masa tanah harus homogen, maksudnya plastisitasnya merata dan tidak ada yang keras atau lembek.

Bebas dari gelembung udara.
Tanah harus bebas dari gelembung udara, karena jika masih ada gelembung udara dalam tanah liat bisa menyulitkan kita dalam proses pembentukan. Juga menimbulkan masalah ketika proses pengeringan atau pembarakan. Karena karya kita bisa retak atau pecah.

Memiliki kemampuan bentuk.
Tanah harus memiliki kemampuan bentuk yang berfungsi sebagai penyangga sehingga tidak mengalami perubahan bentuk pada waktu proses pembentukan atau setelah pembentukan selesai.

Setelah tanah siap seperti ini, kita tinggal buat karya dengan beberapa tehnik yang akan ku bahas. Misalnya Teknik Pijat, Teknik Pilin, Teknik Lempeng atau Slab, Teknik Putar.

DP